Pemerintah menyebut tahun depan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) masih akan mengalami defisit 4,85% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sebesar Rp 868 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan karena itu pemerintah berupaya untuk menyusun strategi agar defisit bisa ditambal. Namun tidak mengganggu stabilitas nilai tukar rupiah maupun perekonomian Indonesia.
Ini ditargetkan untuk menjaga defisit agar tidak melebar. "Dengan defisit 4,85% terhadap PDB maka kita akan terus menjaga pembiayaan secara hati-hati," kata dia dalam konferensi pers, Senin (29/11/2021).
Dia menyebut Indonesia akan menjaga defisit di bawah 3% pada 2023 mendatang. Karena itu tahun depan adalah momentum penting untuk konsolidasi fiskal supaya defisit bisa kembali sesuai dengan Undang-undang Keuangan Negara.
Sri Mulyani menjelaskan memang harus diwaspadai juga seperti inflasi yang tinggi, tapering AS, harga komoditas hingga ekonomi China.
Karena itu pemerintah akan menarik utang seperti perilisan Surat Berharga Negara (SBN) dilakukan dengan hati-hati dan dicari waktu yang paling tepat. Hal ini supaya tidak ada gejolak di pasar keuangan.
"Karena itu target dan timing lelang untuk SBN akan dilakukan secara hati-hati menyesuaikan dinamika pasar. Kita akan menggunakan optimalisasi penerbitan SBN ritel untuk bisa perkuat ritel investor di Indonesia dan di dalam negeri," jelas dia.
Lanjut ke halaman berikutnya.
(kil/fdl)