Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa masih ada sederet risiko yang akan menghantui ekonomi Indonesia di 2022. Padahal ekonomi RI saat ini tengah dalam proses pemulihan setelah babak belur dihantam pandemi.
Salah satu hal utama yang berpotensi mengganggu pemulihan masih dari pandemi COVID-19. Apalagi saat ini pemulihan ekonomi global maupun domestik dalam memasuki 2022 masih tidak merata.
"Sejalan dengan perkembangan pandemi COVID-19 yang terus bermutasi dan masih mengancam seluruh negara di dunia," tuturnya dilansir dari akun Youtube Sekretariat Presiden, Senin (29/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, menurut Sri Mulyani pemulihan ekonomi di 2022 dibarengi munculnya sederet risiko baru. Risiko-risko ini yang harus dikelola dengan baik.
Dia mencontohkan, volatilitas harga komoditas, tekanan inflasi dan implikasi kenaikan suku bunga di negara maju terutama Amerika Serikat. Tak hanya itu rebalancing ekonomi Tiongkok juga menjadi perhatiannya, serta disrupsi rantai pasok dan dinamika G20.
Meskipun masih menghadapi dinamika ketidakpastian, Sri Mulyani yakin ekonomi RI di 2022 masih akan melanjutkan pemulihan yang semakin kuat. Salah satu faktor penentunya penanganan pandemi COVID-19.
"Kasus harian COVID-19 telah turun, progres vaksinasi di akhir tahun 2021 dapat mencapai 284,3 juta atau 52,6% penduduk dengan asumsi vaksinasi 1,5 juta dosis per hari. Apabila vaksinasi dapat dilaksanakan 2 juta dosis per hari maka pada akhir 2021 akan mencapai 301,8 juta dosisi atau 55,9% penduduk," tutupnya.