Pemerintah Arab Saudi membuka pintu untuk jemaah umrah asal Indonesia. Calon jemaah pun dikabarkan sudah bisa menunaikan ibadah umrah mulai 1 Desember 2021.
Namun, menurut asosiasi penyelenggara umrah dan haji, biaya di masa pandemi ini lebih mahal dari biasanya. Ketua Umum Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji (Sapuhi) Syam Resfiadi Amirsyah mengungkapkan, ongkos untuk umrah bisa mencapai Rp 35 jutaan.
"(Gambaran biaya umrah) sekitar Rp 30 sampai Rp 35 jutaan," ujar Syam kepada detikcom, Selasa (30/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semulanya biaya umrah ini dipatok sekitar Rp 20 juta kemudian naik Rp 5 juta menjadi Rp 25 juta dan kini mengalami penyesuaian lagi dengan harga minimal Rp 30 juta.
Kenaikan biaya umrah ini, kata dia, tak terlepas dari kebijakan karantina yang diatur selama pelaksanaan umrah di masa pandemi COVID-19. Dia menjelaskan, bagi calon jemaah penerima vaksin jenis Sinovac dan Sinopharm wajib melakukan karantina selama 3 hari.
Kemudian, seluruh jemaah juga diwajibkan karantina setelah tiba di Indonesia. Sehingga, kata dia, secara total perjalanan pulang pergi untuk ibadah umrah bisa menghabiskan waktu 19 hari.
"Harga akan jadi meningkat tinggi (dari) pengeluaran ini, lebih mahal sehingga tidak masuk akan untuk bisa orang pergi umrah semurah-murahnya harga ekonomi jatohnya jadi mahal juga," tuturnya.
Dia berharap, pemerintah dapat memberikan vaksin booster dan mengurangi masa karantina menjadi 3 hari seperti sebelumnya.
"Tentunya apabila di tahun depan nanti sudah ada booster untuk Sinovac dan Sinopharm itu akan lebih memudahkan untuk jemaah agar tidak terkena karantina di Arab Saudi. Begitu juga dengan vaksin ketiga bagi mereka yang non-Sinovac dan Sinovam. Semoga saja kepulangan dari Arab Saudi ke Indonesia karantinanya tidak ada lagi ya walaupun minimal kembali ke 3 hari sebelum masa 7 hari kemarin ini," jelasnya.
Sementara ini, kata dia, pemerintah sudah sepakat dengan asosiasi untuk membuat skenario pemberangkatan diawali oleh para pimpinan Penyelenggara Perjalanan Ibadah umrah (PPIU). "Tapi dengan kondisi yang ada tentunya berpikir ulang ya, karantina begitu lama dan segala macam, sepertinya belum nyaman lah," tuturnya.
"Kita masih perlu rapat lagi dengan Kemenag dan dari beberapa asosiasi yang lain agar kita bisa lihat petanya seperti apa skenario yang akan dilakukan," pungkasnya.
Lanjutkan membaca -->
Simak Video "Video Kronologi Kecelakaan Maut Bus Jemaah Umrah di Arab Saudi"
[Gambas:Video 20detik]