Kemendag Janji Permulus Sistem Logistik untuk Belanja Online

Kemendag Janji Permulus Sistem Logistik untuk Belanja Online

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 30 Nov 2021 20:30 WIB
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengunjungi Resto GIOI Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (1/9/2021). Selain memantau penerapan protokol kesehatan ia juga berdiskusi dengan sejumlah pengusaha restoran.
Wamendag Jerry Sambuaga (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta -

Kementerian Perdagangan menyatakan mendukung kinerja logistik nasional Indonesia guna mendukung perkembangan belanja online. Hal itu sesuai UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang memandatkan pemerintah mengatur kegiatan perdagangan antar pulau untuk integrasi pasar dalam negeri.

Wakil Menteri Perdagangan , Jerry Sambuaga mengatakan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebanyak US$ 30,81 miliar per Januari-Oktober 2021. Hal ini merupakan rekor kenaikan tertinggi dari Indonesia dalam 10 tahun terakhir.

Jerry menuturkan, salah satu faktor neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus karena perkembangan ekonomi digital dan e-commerce di Indonesia. Menurut Jerry, nilai e-commerce Indonesia meningkat cepat, dengan perkiraan pertumbuhan tahunan 2021 mencapai Rp 337 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua kaitannya erat dengan fenomena digital yang kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari, baik dalam aktivitas dan juga rutinitas, juga dalam program-program baik juga yang dilakukan oleh pemerintah dan juga oleh pelaku atau stakeholder," tuturnya dalam keterangan tertulis, Selasa (30/11/2021).

Guna menjaga pertumbuhan e-commerce tersebut, kata dia, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya meningkatkan efisiensi sistem logistik di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Jerry menjelaskan, Kemendag mendukung kinerja logistik nasional Indonesia sesuai regulasi yang telah ditetapkan. Antara lain, UU No.7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang memandatkan pemerintah mengatur kegiatan perdagangan antar pulau untuk integrasi pasar dalam negeri. Kemudian, juga Permendag Nomor 92 Tahun 2020 tentang Perdagangan Antar Pulau.

"Jadi yang namanya distribusi, logistik dan pemerataan adalah bagian dari sebuah proses yang dilakukan saya pikir tidak hanya di Kementerian Perdagangan, tapi dari lintas K/L, pemerintah kabupaten provinsi, dan juga kotamadya, untuk sama-sama membuat ekosistem yang sehat, yang didasari oleh pembangunan infrastruktur," ucap Jerry.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Salah satu pelaku usaha yang berkontribusi terhadap peningkatan logistik nasional adalah Shipper. Melalui 300 gudang di 35 kota seluruh Indonesia, serta kegiatan-kegiatan yang dijalankan perusahaan, Shipper terus memainkan peranan penting guna mendorong inovasi dan transformasi digital di sektor logistik Indonesia.

Pendiri Shipper, Budi Handoko mengatakan, adanya sarana logistik yang memadai seperti sekarang tentu dapat membantu mengefisienkan biaya logistik nasional. Sebab, kata dia, masalah paling besar di Indonesia terkait dengan pengiriman barang adalah ongkos kirim yang mahal akibat tidak adanya infrastruktur memadai.

"Kita sebenarnya memberikan akses kepada pemain-pemain maupun produsen-produsen barang-barang di daerah, di kota-kota yang lebih kecil-kecil, untuk bisa menjual barang dan bisa mengirimkan ke tempat pelanggan dengan lebih mudah," ujar dia.

Dia menjelaskan, pihaknya berusaha menghadirkan layanan yang ramah bagi konsumen, mulai dari sistem antar-jemput barang, hingga pergudangan yang terintegrasi. Dengan sistem yang lebih terhubung, Shipper memungkin konsumen mendapat pelayanan yang lebih efektif dan efisien, sehingga dapat mengurangi beban biaya pengiriman.


Hide Ads