CEO AirAsia Group Tony Fernandes mendesak pemerintah berhenti bereaksi berlebihan terhadap munculnya varian Omicron dari COVID-19. Sebagai gantinya, fokus pada pengurangan biaya pengujian PCR. Hal itu dia sampaikan dalam Forum Internasional Bangkok Post 2021.
"Ini reaksi berlebihan yang sangat besar. Kami belum tahu apa-apa tentang varian ini. Mari kita tunggu dan lihat sebelum kita melompat," kata Fernandes disadur detikcom dari Bangkok Post, Jumat (3/12/2021).
Kepala eksekutif maskapai berbiaya rendah itu mengatakan dunia lebih siap, dan lebih siap untuk menangani Omicron daripada varian sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada pil Merck, dan pil Pfizer akan keluar. Kami divaksinasi. Ada booster yang tersedia. Saya merasa jauh lebih bullish, dan saya tidak malapetaka dan kesuraman," katanya.
"Pemerintah perlu menggunakan akal sehat dan melihat apa yang dibutuhkan. Saya pikir pembatasan perjalanan dan (tindakan semacam itu) bersifat sementara, dan dunia bersifat global. Tidak peduli seberapa banyak kita menutup perbatasan, virus akan menyebar," lanjutnya.
Dia mengkritik harga dan frekuensi tes PCR yang dibutuhkan oleh banyak pemerintah, termasuk Thailand ketika para pelancong memasuki perbatasan mereka. Dia mengatakan itu berisiko menghalangi penumpang untuk berlibur meskipun ada permintaan yang terpendam untuk menjelajah ke luar negeri.
"Tidak ada pemerintah yang memperhatikan biaya tes PCR. Tes PCR di Asia Tenggara sangat (maha). Tidak adil bagi penumpang untuk membayar biaya semacam itu. Tentu saja, kami ingin aman, tetapi buatlah sesederhana mungkin," tuturnya.
Dia memuji Thailand karena berencana untuk mengurangi beberapa biaya dan prosedur ini. "Thailand berada di depan ASEAN lainnya, yang masih cukup kejam," katanya, merujuk pada Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.
"Di Malaysia, kami memiliki karantina tujuh hari. Ini adalah permulaan. Setidaknya kami membuka perbatasan, tetapi masih ada jalan panjang sebelum kami sampai ke tempat kami dulu."
Mengenai operasi dan prospek AirAsia untuk tahun 2022, Fernandes mengatakan dia telah merestrukturisasi perusahaan dan beralih ke lebih banyak bisnis digital.