Angkasa Pura I Terlilit Utang Rp 35 T, Bandara YIA Jadi Beban

Angkasa Pura I Terlilit Utang Rp 35 T, Bandara YIA Jadi Beban

Siti Fatimah - detikFinance
Senin, 06 Des 2021 11:08 WIB
Bandara Kulon Progo
Foto: Sayoto Ashwan
Jakarta -

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan kondisi keuangan operator bandara PT Angkasa Pura I (Persero). Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, API terjerat utang sebesar Rp 35 triliun.

Dia mengatakan, secara bulanan, API merugi sebesar Rp 200 miliar. Menurutnya, jika pasca-pandemi COVID-19, keadaan keuangan Angkasa Pura I tak kunjung membaik maka utang diprediksi dapat menembus Rp 38 triliun.

"Memang AP I sekarang tekanannya berat sekali, kondisi keuangan mereka ini sekarang utangnya mencapai Rp 35 triliun. Dan kalau kita rate, loss-nya bulanan mereka Rp 200 miliar itu mereka setelah pandemi utangnya bisa Rp 38 triliun," kata Tiko, sapaan akrabnya, dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Jumat (3/12) lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan, beban terberat Angkasa Pura I terletak dari adanya Bandara International Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo. Seperti diketahui, bandara itu diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 28 Agustus tahun lalu.

"Ini kami sedang terus lakukan rasionalisasi-rasionalisasi supaya bisa efisiensi dan memang beban mereka berat sekali karena bandara baru. Ini sebagai komparasi Bandara Kualanamu ini profitable dan udah cukup berumur dan seperti Yogyakarta ini beban berat sekali," katanya.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan, saat pembangunan Bandara YIA menghabiskan anggaran Rp 12 triliun. Tepatnya Rp 11,3 triliun dengan rincian Rp 4,2 triliun untuk pembebasan lahan dan pembangunan fisik sekitar Rp 7,1 triliun. Sedangkan saat pertama kali dibuka masih dalam keadaan pandemi COVID-19.

"Yogyakarta (pembangunannya) Rp 12 triliun dan begitu buka langsung COVID-19," ujarnya.

Lanjut halaman berikutnya.

Simak juga Video: Terdampak Pandemi, Pengelola Bandara YIA Minta Diskon Pajak

[Gambas:Video 20detik]



Pihaknya saat ini tengah mencari solusi lewat restrukturisasi utang dan rasionalisasi. Tiko menyebut, target restrukturisasi bisa diselesaikan pada Januari tahun depan.

"Kami akan bicarakan kira-kira seperti apa win-win solutionnya karena memang kondisi AP I ... Ini masalah cash flow nya memang berat sekali, kita lagi restrukturisasi, moga-moga restrukturisasinya Januari bisa kita selesaikan," pungkasnya.

Penjelasan Tiko itu disampaikan saat menanggapi permintaan Anggota Komisi VI DPR RI Nyoman Parta. Nyoman meminta agar KemenBUMN menunda rasionalisasi sejumlah petugas keamanan (security) di bandara kelolaan API, Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Dia mendapat aduan dari kelompok security bandara yang terancam kehilangan pekerjaannya karena kondisi keuangan AP I.


Hide Ads