Bila Omicron meluas, tak perlu masuk ke Indonesia saja, kemungkinan rantai pasok bakal terhambat karena ada pengetatan di berbagai negara. Bisa-bisa ekspor terhenti dan kontribusinya ke ekonomi Indonesia berkurang.
"Misalnya dari sisi ekspor, selama ini sektor ini kan diandalkan di 2021 untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Takutnya ekspor ini jadi tertunda karena logistik terganggu imbas Omicron," ungkap Bhima kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rantai pasok pun jadi kacau. Ini bisa jadi berita buruk jadinya," katanya.
Sama seperti Faisal, Bhima juga menilai aktivitas ekonomi akan kembali dibatasi bila Omicron benar-benar masuk ke Indonesia. Implikasinya adalah kesejahteraan masyarakat yang bisa menurun imbas penurunan aktivitas ekonomi.
"Dikhawatirkan ada pembatasan sosial kalau benar-benar masuk. Kalau iya, konsumsi rumah tangga bisa melemah dan belanja tertekan. Belum lagi banyak hal yang menaikkan biaya hidup. Misalnya ada rencana pencabutan subsidi listrik, belum lagi tekanan harga pangan. Sekarang aja minyak goreng," ungkap Bhima.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan kengeriannya terhadap varian virus COVID-19 terbaru, Omicron. Menurutnya, varian baru ini perlu sangat diwaspadai, khususnya pada dampaknya ke pemulihan ekonomi.
Dia bilang angka-angka indikator pemulihan ekonomi saat ini sebetulnya sedang berada di level yang sangat baik dan memuaskan. Namun, ketika mendengar varian Omicron muncul, Jokowi mengaku sampai harus menghela napas saking ngerinya.
"Ini angkanya baik-baik. Ini sudah kita senang banget dengar angka-angka seperti ini. Tapi begitu mendengar Omicron... (terdiam sejenak sekitar 5 detik) Ya menahan napas sedikit," ungkap Jokowi dalam kata pembukanya dalam Rapimnas Kadin, dikutip dari rekaman YouTube di akun Sekretariat Presiden, Minggu (5/12/2021).
(fdl/fdl)