2. Kesejahteraan Masyarakat Turun
Karena adanya hambatan pada aktivitas ekonomi ini, ujungnya menurut Faisal, kesejahteraan masyarakat pun bisa terimbas. Khususnya bagi kalangan menengah ke bawah.
"Bila ada restriksi pergerakan ekonomi implikasinya ke kesejahteraan masyarakat juga, seperti awal-awal kita kena COVID dulu," ungkap Faisal.
Di sisi lain, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira juga menilai aktivitas ekonomi akan kembali dibatasi bila Omicron benar-benar masuk ke Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Implikasinya adalah kesejahteraan masyarakat yang bisa menurun imbas penurunan aktivitas ekonomi. Belum lagi menurut Bhima saat ini masyarakat harus dihadapkan kenaikan biaya hidup.
"Dikhawatirkan ada pembatasan sosial kalau benar-benar masuk. Kalau iya, konsumsi rumah tangga bisa melemah dan belanja tertekan. Belum lagi banyak hal yang menaikkan biaya hidup. Misalnya ada rencana pencabutan subsidi listrik, belum lagi tekanan harga pangan. Sekarang aja minyak goreng," papar Bhima kepada detikcom.
3. Ekspor Terancam Macet
Bhima mengatakan Omicron bisa menahan momentum pemulihan ekonomi Indonesia. Dia mengatakan selama setahun ini ekonomi Indonesia ditunjang oleh aktivitas ekspor.
Bila Omicron meluas, tak perlu masuk ke Indonesia saja, kemungkinan rantai pasok bakal terhambat karena ada pengetatan di berbagai negara. Bisa-bisa ekspor terhenti dan kontribusinya ke ekonomi Indonesia berkurang.
"Misalnya dari sisi ekspor, selama ini sektor ini kan diandalkan di 2021 untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Takutnya ekspor ini jadi tertunda karena logistik terganggu imbas Omicron," ungkap Bhima.
Sementara itu, Faisal meminta pemerintah harus lebih waspada dengan varian yang satu ini. Jangan sampai virus ini mudah masuk ke Indonesia seperti saat varian Delta dahulu.
"Pemerintah jangan sampai lambat lagi kali ini seperti varian Delta, ini harus head the curve segala kemungkinan masuk harus ditahan," ungkap Faisal.
(hal/fdl)