Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi Koperasi Usaha Bersama (KSU) Nira Satria yang berada di Desa Pernasidi, Kecamatan Cilongok, Banyumas. Koperasi yang berfokus pada pertanian gula semut atau gula kelapa organik itu telah menerapkan teknologi 4.0 dalam proses produksinya.
Menurut Ketua KSU Nira Satria, Nartam Andrea Nusa mengatakan jika Koperasi ini dibentuk mulai dari nol, dari perjuangan anak anak para petani gula kelapa atau penderes yang menginginkan bangkit dan mendapatkan harga jual yang berkeadilan. Pasalnya saat itu, terdapat stigma bahwa gula kelapa tidak dapat dikembangkan seperti saat ini.
Dari total petani di koperasi Nira Satria yang berjumlah 880 petani dengan total beserta anggota yang berjumlah 986 orang dan tersebar di tiga kecamatan serta sembilan desa ini. Koperasi Nira Satria sudah dapat melakukan ekspor secara mandiri sejak tahun 2017 dan memiliki sertifikat organik dari berbagai negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penjualan alhamdulillah naik sejak tahun 2017, semenjak kita bisa ekspor sendiri, 60 ton pada waktu 2017. Kemudian di tahun 2018 naik jadi 140 ton, tahun 2019, 220 ton. Tahun 2020 ternyata kami dikasih bekal untuk masa pendemi, kami naik menjadi 344 ton, dan setelah itu 2021 turun hanya 82 ton. tapi kita tetep semangat," kata Nartam saat berdiskusi dengan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang dan Bupati Banyumas Achmad Husein di KSU Nira Satria, Selasa (7/12/2021).
Dalam kesempatan tersebut, dia juga berharap agar pemerintah dapat membantu para eksportir membuka portal ekspor yang saat ini biaya pengirimannya sangat mahal.
"Kami hanya berharap bantuan dari pemerintah, bagaimana membuka portal untuk ekspor distribusinya agar mudah kembali, karena kami kesulitan sekali untuk bisa mengirim, sedangkan pembeli sudah menunggu, tapi kapalnya mahal, jadi kita tidak bisa kirim," ujarnya.
Sementara Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mengatakan Koperasi Nira Satria merupakan salah satu contoh keberhasilan dari industri kecil yang telah menerapkan teknologi 4.0. Di mana dari menerapkan teknologi 4.0, Koperasi Nira Satria ini bisa semakin baik dalam melakukan proses produksi.
"Hari ini kita melihat implementasinya di Koperasi Nira Sartria, yang menurut kami sangat baik. sebenarnya Koperasi Nira Satria ini bisa di jadikan percontohan, bagi IKM (industri Kecil Menengah) lain dimana sebetulnya kita bisa lihat bahwa poenerapan teknologi didalam sebuah industri akan membawa nilai tambah dan bermanfaat bagi semua, bukan hanya bagi pengusahanya, tetapi bagi ekosistem yang ada di industri tersebut," kata Menperin.
Menurut Agus dengan adanya digitalidsasi 4.0 sampai ke proses produksinya, buyer pasti akan memiliki keyakinan terhadap produk yang dihasilkan dari koperasi ini. Selain itu, dari penerapan 4.0 itu adalah bagaimana mendorong efisiensi dari proses produksi.
"Kita bisa lihat secara waktu, pasti akan lebih efisein dari yang biasanya menggunakan manual, ketika kemudian di lakukan secara teknologi, pasti akan ada waktu yang dihemat dari manual menuju teknologi. Secara waktu juga ada efisiensi biaya produksi dengan adanya teknologi 4.0 yang tadi kita lihat, ada efisiensi sekitar 30 persen dari biaya produksinya. Jadi artinya memproduksi produk yang sama tapi biayanya bisa di tekan," jelas Agus.