Cek Koperasi Ramah Teknologi 4.0, Menperin Bilang Begini

Cek Koperasi Ramah Teknologi 4.0, Menperin Bilang Begini

Arbi Anugrah - detikFinance
Selasa, 07 Des 2021 22:26 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
Foto: Dok. Kemenperin: Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita
Banyumas -

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi Koperasi Usaha Bersama (KSU) Nira Satria yang berada di Desa Pernasidi, Kecamatan Cilongok, Banyumas. Koperasi yang berfokus pada pertanian gula semut atau gula kelapa organik itu telah menerapkan teknologi 4.0 dalam proses produksinya.

Menurut Ketua KSU Nira Satria, Nartam Andrea Nusa mengatakan jika Koperasi ini dibentuk mulai dari nol, dari perjuangan anak anak para petani gula kelapa atau penderes yang menginginkan bangkit dan mendapatkan harga jual yang berkeadilan. Pasalnya saat itu, terdapat stigma bahwa gula kelapa tidak dapat dikembangkan seperti saat ini.

Dari total petani di koperasi Nira Satria yang berjumlah 880 petani dengan total beserta anggota yang berjumlah 986 orang dan tersebar di tiga kecamatan serta sembilan desa ini. Koperasi Nira Satria sudah dapat melakukan ekspor secara mandiri sejak tahun 2017 dan memiliki sertifikat organik dari berbagai negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penjualan alhamdulillah naik sejak tahun 2017, semenjak kita bisa ekspor sendiri, 60 ton pada waktu 2017. Kemudian di tahun 2018 naik jadi 140 ton, tahun 2019, 220 ton. Tahun 2020 ternyata kami dikasih bekal untuk masa pendemi, kami naik menjadi 344 ton, dan setelah itu 2021 turun hanya 82 ton. tapi kita tetep semangat," kata Nartam saat berdiskusi dengan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang dan Bupati Banyumas Achmad Husein di KSU Nira Satria, Selasa (7/12/2021).

Dalam kesempatan tersebut, dia juga berharap agar pemerintah dapat membantu para eksportir membuka portal ekspor yang saat ini biaya pengirimannya sangat mahal.

ADVERTISEMENT

"Kami hanya berharap bantuan dari pemerintah, bagaimana membuka portal untuk ekspor distribusinya agar mudah kembali, karena kami kesulitan sekali untuk bisa mengirim, sedangkan pembeli sudah menunggu, tapi kapalnya mahal, jadi kita tidak bisa kirim," ujarnya.

Sementara Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mengatakan Koperasi Nira Satria merupakan salah satu contoh keberhasilan dari industri kecil yang telah menerapkan teknologi 4.0. Di mana dari menerapkan teknologi 4.0, Koperasi Nira Satria ini bisa semakin baik dalam melakukan proses produksi.

"Hari ini kita melihat implementasinya di Koperasi Nira Sartria, yang menurut kami sangat baik. sebenarnya Koperasi Nira Satria ini bisa di jadikan percontohan, bagi IKM (industri Kecil Menengah) lain dimana sebetulnya kita bisa lihat bahwa poenerapan teknologi didalam sebuah industri akan membawa nilai tambah dan bermanfaat bagi semua, bukan hanya bagi pengusahanya, tetapi bagi ekosistem yang ada di industri tersebut," kata Menperin.

Menurut Agus dengan adanya digitalidsasi 4.0 sampai ke proses produksinya, buyer pasti akan memiliki keyakinan terhadap produk yang dihasilkan dari koperasi ini. Selain itu, dari penerapan 4.0 itu adalah bagaimana mendorong efisiensi dari proses produksi.

"Kita bisa lihat secara waktu, pasti akan lebih efisein dari yang biasanya menggunakan manual, ketika kemudian di lakukan secara teknologi, pasti akan ada waktu yang dihemat dari manual menuju teknologi. Secara waktu juga ada efisiensi biaya produksi dengan adanya teknologi 4.0 yang tadi kita lihat, ada efisiensi sekitar 30 persen dari biaya produksinya. Jadi artinya memproduksi produk yang sama tapi biayanya bisa di tekan," jelas Agus.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Kemudian secara kualitas, dimana teknologi 4.0 akan menjaga kualitas dan juga meningkatkan kualitas.

"Kenapa saya hari ini saya datang ke Banyumas, karerna dalam 3 forum terakhir yang saya ikuti di Jakarta dan forum forum Internasional, terakhir RCID, Regional Conference on Industrial Development. Satu forum dibawah UNIDO, lembaga PBB, yang bertanggungjawab mengelola industri di negara negara PBB, dan sambutan saya disitu jujur saja saya sebut khusus Nira Satria dan saya jadikan contoh," ucapnya.

"Saya jadikan contoh bahwa yang pertama Indonesia sudah siap terhadap digitalisasi, lalu ini contoh betul, bahwa industri kecil dan menegah juga bisa untuk menerapkan teknologi 4.0," tambah Agus Gumiwang.

Ke depannya, sosialisasi atau pendampingan terhadap industri kecil menengah lainnya memang harus ditingkatkan. Karena saat ini bangsa Indonesia sudah tidak bisa lagi mundur, dan teknologi yang ada harus dapat dimanfaatkan.

Kemudian isu berikutnya adalah berapa investasi dari industri kecil terhadap teknologi itu sendiri dan biaya yang masuk dalam hitungan bisnis fisibiliti dari keekonomisan itu.

"Kita bisa kerjasama dengan perusahaan perusahaan teknologi dan permesinan, untuk apat menciptakan peralatan peralatan buatan dalam negeri dalam rangka menjawab kebutuhan. Saya yakin teknologi 4.0 yang tadi kita lihat didalam banyak perusahaan dalam negeri yang bisa memproduksinya, mudah mudahan bisa menekan ongkos atau biaya bagi industri kecil menengah untuk bisa membeli," ujarnya.

"Intinya kita harus bisa membuka mata industri kecil dan menengah, bahwa teknologi itu pasti bisa membantu, pasti bisa membuat efisien dari ongkos produksi dari segala sisi, dari segala dimensi. Teknologi itu bisa membantu perusahaan termasuk industri kecil dan menengah," tambahnya.

Namun demikian, dari apa yang disampaikan Ketua KSU Nira Satria Nartam terkait penurunan penjualan pada tahun ini akibat Pandemi COVID-19. Dia mengatakan jika penurunan ini hanyalah momentum, karena bukan hanya Nira Satria yang kondisinya sedang tidak baik.

Mungkin nanti kedepan akan segera pulih. Tapi jujur saja, kalau produk dari Nira Satria sudah bisa diterima di pasar Eropa, artinya memang kualitasnya ada, kualitasnya baik. Tidak mudah menembus pasar eropa, ribet. Jadi kalau sudah bisa masuk kesana bagus sekali kita akan terus dukung," ungkapnya.


Hide Ads