Pemerintah tengah menggenjot pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk masuk ke ekosistem digital, alias go online. Digitalisasi mau tak mau harus dilakukan terlebih sejak pandemi melanda. Namun masih terdapat sederet tantangan untuk mewujudkan hal tersebut.
Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eisha M Rachbini membeberkan beberapa kendala meliputi teknis hingga logistik.
"Nah kendalanya apa? Kendalanya ini ada berkaitan banyak ya, ada teknis, menggunakan aplikasi, bagaimana melakukan foto yang baik, melakukan pemasaran melalui aplikasi dengan baik secara online," katanya dalam webinar, Rabu (8/12/2021).
Kemudian kendala infrastruktur, dalam hal ini mencakup jaringan internet. Berdasarkan data yang dia paparkan, baru sekitar 20% sampai 25% UMKM yang go online. Menurutnya UMKM di daerah belum bisa go online karena infrastrukturnya belum memadai.
Selanjutnya ada kendala dari segi pembayaran, di mana transaksi UMKM sebagian besar masih menggunakan uang tunai.
"Kemudian yang terakhir adalah kendala logistik, di mana kendala logistik ini misalnya penjualan UMKM dari daerah untuk dikirim ke daerah lain, itu juga mungkin memerlukan biaya transportasi yang besar sehingga ini bisa meningkatkan biaya bagi UMKM atau bahkan dibebankan kepada pembelinya sehingga harganya jadi tidak kompetitif," jelasnya.
Bicara soal UMKM go online, tidak dapat diabaikan pula mengenai penggunaan internet di Indonesia. Dari data Bank Dunia, dia menjelaskan penggunaan internet di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya masih ketinggalan.
"Kalau kita lihat penyedia internet ya per 1 juta orang, Indonesia masih di bawah Malaysia, Vietnam, Thailand. Juga untuk individu persentase dari populasi yang menggunakan internet ini juga masih di bawah negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Ini juga harus menjadi poin penting yang kalau misalnya UMKM Indonesia akan diarahkan ke digital," tuturnya.
"Langganan internet tetap Indonesia masih di bawahnya, kemudian untuk langganan mobile seluler Indonesia masih tetap di bawah Thailand, Vietnam, dan Malaysia," tambah Eisha.
Lihat juga Video: Melihat Geliat Ekonomi UMKM di Kendal dan Purwodadi
(toy/eds)