Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) memperkirakan, pada tahun ini rugi sebesar Rp 3,24 triliun. Tahun 2022, perusahaan juga diproyeksikan masih rugi namun nilai jauh lebih kecil yakni sebesar Rp 601 miliar.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan, meski tahun depan masih rugi, Ebitda dan arus kas operasi sudah positif dengan besaran masing-masing Rp 1,56 triliun dan Rp 1,15 triliun.
"Diproyeksi tahun depan memang kita akan masih rugi Rp 601 miliar tapi ini sudah jauh menurun dibanding tahun 2021 dan positifnya Ebitda-nya bisa positif sekitar Rp 1,5 triliun dengan arus kas operasi yang akan sudah positif sekitar Rp 1,15 triliun," katanya dalam konferensi pers, Rabu (8/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, pandemi memberikan dampak yang sangat besar bagi perusahaan. Pada tahun 2019 atau sebelum pandemi, Angkasa Pura I mampu mencetak pendapatan sebesar Rp 8,93 triliun. Pendapatan itu anjlok di tahun 2021 yang diproyeksikan sebesar Rp 3,20 triliun.
"Sehingga membayangkan kalau kita tidak melakukan apa-apa tentu akan dampaknya sangat signifikan. Namun upaya-upaya yang kita lakukan melalui program survival tadi yaitu cost leadership dan revenue enhancement maka ini mengurangi beban keuangan kita," katanya.
Total beban perusahaan pada tahun 2019 dengan 13 bandara sebesar Rp 7,48 triliun. Di tahun ini, Angkasa Pura I dengan 15 bandara mampu menekan beban lebih Rp 1 triliun menjadi Rp 6,44 triliun.
Penurunan beban itu terutama terjadi pada beban operasi dari mulanya Rp 5,59 triliun menjadi Rp 3,18 triliun. Tapi, beban keuangan mengalami peningkatan seiring dengan rampungnya bandara-bandara yang dikembangkan.
"Kenapa beban ini menjadi lebih besar, karena memang dengan diselesaikannya bandara karena kita menggunakan pendanaan eksternal melalui sindikasi dan obligasi memang muncul beban keuangan. Sehingga kalau kita lihat ada penambahan beban keuangan dalam bentuk bunga dan lain sebagainya itu sektiar Rp 683 miliar, naik dari Rp 852 miliar menjadi Rp 1,54 triliun," katanya.
Pihaknya pun telah menyiapkan sejumlah upaya penyehatan. Pada tahun 2022, pendapatan Angkasa Pura I diperkirakan Rp 4,86 triliun dengan total beban Rp 5,46 triliun.
"Kita sudah menyiapkan inisiatif penyehatan perusahaan melakukan program restrukturisasi yang akan kita lakukan. Dampak restrukturisasi ini, kita membuat restrukturisasi itu dengan target total pendapatan yang sebenarnya cukup konservatif, artinya ada potensi dari sisi pendapatan bisa meningkat lebih tinggi dari Rp 4,86 triliun dengan total beban yang sudah kita manage secara baik menjadi Rp 5,46 triliun untuk 16 bandara," jelasnya.
Baca juga: Daftar 6 BUMN yang Punya Utang Menggunung |
Simak Video 'Skenario Restrukturisasi Angkasa Pura I yang Babak Belur Gegara Pandemi':