Pemerintah memiliki tiga agenda penting dalam mengatasi krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi COVID 19. Ketiganya adalah penanganan pandemi secara komprehensif, digitalisasi untuk mengakselerasi ekonomi dan pengentasan kemiskinan ekstrim.
Menko perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, isu kesehatan menjadi PR pertama pemerintah dalam menentukan kebijakan yang tepat sekaligus menjadi prototipe global penanganan COVID 19.
"Kita bisa bergerak dengan PPKM dengan kekuatan-kekuatan Puskesmas dan vaksinasi, juga melibatkan Posyandu dan TNI/Polri. Yang keseluruhan integrasi sistem ini negara lain tidak punya," kata Airlangga saat menjadi pembicara dalam "Webinar Outlook Ekonomi 2022: Penguatan Ekonomi untuk Pertumbuhan Berkelanjutan" yang digelar Solo Pos, Rabu (8/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airlangga menjelaskan, stabilitas politik yang baik di Tanah Air turut menjadi kunci sukses pemerintah dalam mengendalikan pandemi COVID 19 dan pemulihan ekonomi dengan mekanisme gas dan rem. Indonesia, kata Menko Airlangga, merupakan satu dari lebih dari 200 negara di dunia yang mampu menangani secara berimbang.
Dengan mekanisme gas dan rem, kata Menko Airlangga, perekonomian Indonesia masih bisa ditangani dengan cukup baik dengan pertumbuhan ekonomi 3,5% di kuartal ketiga dan diperkirakan tumbuh menjadi 4,5 sampai 5,5% di kuartal keempat.
Agenda utama kedua Indonesia, Menko Airlangga melanjutkan, adalah transformasi digital untuk kelompok usaha kecil dan menengah dalam rangka mengakselerasi perekonomian.
"Ini terbukti dalam situasi pandemi, digitalisasi ini menjadi akselerator perekonomian, termasuk financial inclusion policy kita dalam menyiapkan super micro KUR di bawah 10 juta yang targetnya adalah ibu-ibu," sambung dia.
Bersambung ke halaman selanjutnya.