Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan korupsi adalah penyakit terbesar bagi perekonomian Indonesia. Dia mengatakan, apabila ada anak buahnya di Kemenkeu melakukan korupsi maka itu termasuk pengkhianatan.
"Tentu kita kecewa kalau di antara jajaran kita ada yang masih melakukan tindakan korupsi, itu penghianatan, itu betul-betul penghianatan karena di dalam kementerian keuangan kita itu betul-betul terus mengikrarkan kita menjaga dan saling menjaga," kata Sri Mulyani dalam Perayaan Hari Puncak Hakordia di YouTube Kemenkeu RI, Rabu (8/12/2021).
"Jadi kalau ada pihak yang melakukan korupsi dia mengkhianati kita semuanya, pasti kita marah, pasti kita kecewa tapi kita tidak boleh larut terhadap itu, ini mengingatkan kita, menciptakan alarm apa yang salah bagaimana memperbaiki," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, pihaknya selalu mengutamakan berbagai sistem pencegahan korupsi di lingkup kerja institusi bendahara negara ini. Akuntabilitas dan kompetensi menjadi syarat mutlak sehingga korupsi benar-benar tidak terjadi di lingkup pemerintahan.
Sri Mulyani mengatakan, setiap tahunnya mereka selalu melakukan survei anti korupsi. Di tahun 2019 mereka mendapatkan skor 87,65, kemudian 91,401 untuk tahun 2019 dan 88, 96 untuk tahun 2020. Hasil skor tersebut menunjukkan bahwa Kementerian Keuangan termasuk institusi yang berpredikat risiko rendah.
"Saya selalu mengatakan kalau kita sudah mendapat skor yang baik tidak berarti kita kemudian tidak menghadapi risiko. Kalau ada kejadian kasus anak buah kita yang punya potensi, itu alarm. Kita pelajari lagi apa yang kurang apa yang harus diperkuat," katanya.
Meskipun marah dan kecewa jika terjadi tindakan korupsi di Kemenkeu, Sri Mulyani mengatakan koreksi internal lebih penting. "Anak buah kita melihat setiap hari bagaimana kita bersikap, memimpin dan membuat keputusan. Dari hal-hal kecil saja apa yang kita makan, bagaimana mereka spend weekend dengan keluarga, pakai tas apa, arlojinya merek apa. Itusemuanya dilihat," katanya