Dia lantas menukil bagaimana komitmen organisasi massa terbesar di Indonesia, NU, begitu sangat memperhatikan pemberdayaan ekonomi umat. Menurut Addin, para pendiri NU sudah meletakan fondasi yang amat kuat terkait menggerakan roda ekonomi UMKM.
"Imeplentasinya ada pada semangat 'Nahdlatut Tujjar' 1918. Penterjemahannya sekarang adalah bagaimana kita mampu membangun jejaring usaha ritel dan distribusi nasional. Ini bagian dari amanah para pendiri NU," jelas Addin.
Itu pula yang kemudian melatarinya menggandeng BNI sebagai mitra strategis dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM Ansor. Dipaparkan Addin, kolaborasinya bersama bank plat merah tersebut untuk memperkuat kapsitas dan transofrmasi SDM di bidang ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Termasuk mengembangkan bsinis UMKM yang terintegrasi, ekosistem, agile, adaptif serta membangun jejaring dan kolaborasi bisnis untuk menciptakan keuanggulan komparatif," kata Addin.
Adapun program-program yang sukses direalisasikan antara lain keagenan BNI 46 sampai plosok desa dan kelurahan, pembiayaan usaha melalui skema KUR dan Non KUR, pembangunan 1000 lokasi pertashop dengan pembiayaan KUR BNI dan berkolaborasi dengan Pertamina.
Kolaborasi Ansor-BNI juga sukses meng-upgrade skill para pelaku UMKM melalui pelatihan berbasis digitalisasi UMKM, pengembangan ekspor produk UMKM, pendampingan dan pelatihan sertifikasi halal produk UMKM untuk 34.000 UMKM Ansor, dan penguatan rantai pasok UMKM Ansor.
Addin lantas menjelaskan ihwal roadmap bagaimana pengembangan UMKM Ansor kedepan. Di antaranya soal pentingnya pengembangan data UMKM berbasis 'Big Data'. Menurutnya, hal itu sangat urgent dlakukan sebagai bagian dari konsekuensi logis perkembangan teknologi yang sedemikian cepat.
"Big Data dan UMKM tidak bisa dilepaskan. Era 4.0 harus menjadi lompatan besar bagi para pelaku UMKM sebagai transfromasi digital sebagai backbone bisnis dan integrasi ekosistem bisnis," pungkasnya.
(dna/dna)