Pembatasan investasi kembali dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat terhadap beberapa perusahaan China. Terbaru, ada perusahaan teknologi DJI yang masuk ke dalam daftar.
Pemerintah AS menuduh perusahaan pembuat drone itu terlibat dalam penindasan minoritas Uighur China. Langkah tegas pemerintah AS ini dinilai bakal semakin meningkatkan ketegangan hubungan antara dua negara dengan kapasitas ekonomi teratas dunia tersebut.
Dilansir dari Reuters, Jumat (17/12/2022), DJI dan tujuh perusahaan teknologi lainnya dituduh mendukung pengawasan dan pelacakan biometrik untuk masyarakat Uighur. Departemen Keuangan AS menambahkan mereka ke daftar entitas yang dicurigai memiliki hubungan militer China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara terpisah, Departemen Perdagangan AS juga menambahkan Akademi Ilmu Kedokteran Militer China dan 11 lembaga penelitiannya ke dalam daftar hitam perdagangan. Daftar itu akan membatasi akses ekspor barang-barang dari AS ke lembaga-lembaga tersebut.
Departemen Perdagangan juga menambahkan HMN International ke dalam tuduhan mencuri teknologi AS untuk membantu tentara China.
Selain HMN ada juga Jiangsu Hengtong Marine Cable Systems, Jiangsu Hengtong OpticElectric, Shanghai Aoshi Control Technology Co, Ltd, dan Zhongtian Technology Submarine Cable dalam daftar tuduhan tersebut.
Kedutaan Besar China di Washington menyebut tindakan pemerintah AS itu sebagai penindasan yang tidak beralasan. AS juga dinilai melanggar aturan perdagangan bebas.
Mereka juga mengatakan Beijing akan mengambil tindakan tegas untuk menegakkan kepentingan perusahaan dan lembaga penelitian China.
"Pengembangan bioteknologi China selalu untuk kesejahteraan umat manusia. Klaim yang relevan dari pihak AS sama sekali tidak berdasar," kata juru bicara kedutaan Liu Pengyu.
Larangan investasi, ke perusahaan China pertama kali diberlakukan oleh pemerintahan Donald Trump dan direvisi oleh Biden.
Kebijakan ini melarang entitas AS untuk berinvestasi di lusinan perusahaan China yang diduga terkait dengan sektor teknologi pertahanan.
Saat ini ada lusinan perusahaan, dari pembuat chip terkemuka China SMIC hingga produsen minyak CNOOC dalam daftar larangan investasi. Daftar tersebut telah menjadi senjata bagi Washington dalam perseteruan teknologi AS-China.
(hal/zlf)