Seperti Airbus, rencana Boeing untuk pesawat baru berikutnya adalah membangun dan menghubungkan replika kembar digital tiga dimensi jet dan sistem produksi yang secara virtual mampu menjalankan simulasi.
Maket digital didukung oleh utas digital yang menyatukan setiap informasi tentang pesawat dari mulai persyaratan maskapai, hingga jutaan suku cadang, hingga ribuan halaman dokumen sertifikasi sampai ke rantai pasok.
Efisiensi
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih dari 70% masalah kualitas di Boeing ada di beberapa jenis masalah desain. Boeing yakin perubahan ini akan menjadi kekuatan membawa pesawat baru dari awal ke pasar hanya dalam empat atau lima tahun.
"Anda akan mendapatkan kecepatan, Anda akan mendapatkan peningkatan kualitas, komunikasi yang lebih baik, dan respons yang lebih baik ketika masalah terjadi," kata chief engineer Boeing, Greg Hyslop.
"Ketika kualitas dari basis pasokan lebih baik, ketika pembuatan pesawat berjalan bersama lebih lancar, ketika Anda meminimalkan pengerjaan ulang, kinerja keuangan akan mengikuti itu." lanjutnya.
Boeing sendiri telah menyadari bahwa teknologi digital saja bukanlah obat mujarab. Perubahan organisasi dan budaya di seluruh perusahaan juga harus mengikuti. Boeing baru-baru ini juga menunjuk insinyur veteran Linda Hapgood untuk mengawasi transformasi digital ini.
Hapgood terkenal karena mengubah gambar kertas hitam-putih dari bundel kabel 767 tanker menjadi gambar 3-D, dan kemudian melengkapi mekanik dengan tablet dan headset augmented-reality HoloLens. Kualitas meningkat hingga 90%.
Dalam peran barunya, Hapgood mempekerjakan insinyur yang bekerja pada pesawat kelas menengah yang sekarang dikenal sebagai NMA. Dia juga mengambil pelajaran dari drone pengisian bahan bakar udara MQ-25 dan T-7A Red Hawk.
Boeing membangun jet T-7A pertama dalam simulasi, mengikuti desain berbasis model. T-7A dibawa ke pasar hanya dalam 36 bulan. Meski begitu, program ini bergulat dengan kekurangan suku cadang, penundaan desain, dan persyaratan pengujian tambahan.
"Ini adalah pertandingan yang panjang," kata Hyslop.
(eds/eds)