Emas kerap menjadi pilihan investasi di saat-saat krisis. Tak heran, harga emas sempat melesat di masa pandemi COVID-19.
Lalu bagaimana proyeksi harga emas di tahun 2022? Sebagaimana diketahui, varian omicron tengah menjadi perhatian dunia dan telah sampai di Indonesia.
Founder Traderindo.com Wahyu Laksono menjelaskan, harga emas internasional untuk tahun 2021 dan 2022 merupakan fase konsolidasi dan cenderung terkoreksi. Sebab, harga emas telah melambung tinggi di tahun 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada kemungkinan memang tahun 2021 dan 2022, itu ada fase konsolidasi korektif, karena kalau 2020 adalah fase bullish yang memicu all time high atau new high baru atau rekor tertinggi baru emas pasca stimulus itu," katanya dalam acara d'Mentor detikcom, Rabu (22/12/2021).
Setelah stimulus untuk penanganan pandemi selesai, maka kemungkinan terjadi pergeseran aset. Investor akan lari ke produk investasi lain seperti saham, kripto, dan lain sebagainya.
Apalagi Amerika Serikat (AS) berencana mengurangi stimulus (tapering). Berkaca dari pengalaman yang pernah terjadi sebelumnya, harga emas akan terkoreksi saat tapering.
"Jadi kebiasaannya kalau dilihat pola 2013-2015 tapering saat itu emas dunia memang terkoreksi sekitar 40%. Jadi kalau pelemahan dari US$ 1.500 ke US$ 1.200 wajar. Kalau sekarang dari US$ 1.800 ke US$ 1.500 itu juga wajar," katanya.
Berlanjut ke halaman berikutnya.