Lima 'Hantu' yang Bakal Usik Pemulihan Ekonomi RI

Lima 'Hantu' yang Bakal Usik Pemulihan Ekonomi RI

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 24 Des 2021 13:40 WIB
Pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2021 diramal tembus 7%. BI menyebut hal ini karena pemulihan di sektor pendukung turut mendorong ekonomi nasional.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkap ada lima masalah global yang harus diwaspadai Indonesia dalam pemulihan ekonomi. Pertama, normalisasi kebijakan moneter negara maju, seperti tapering off yang dilakukan bank sentral Amerika Seriakt (AS), The Fed.

Tapering sendiri merupakan kebijakan bank sentral dengan cara mengurangi pembelian aset seperti obligasi (surat utang). Dampaknya aliran modal asing ke negara berkembang, salah satunya Indonesia akan berkurang.

"Ini harus kita upayakan di Presidensi G20 ini harus direncanakan secara baik dan terutama dikomunikasikan secara baik," katanya dalam webinar, Jumat (24/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua adalah masalah luka memar atau scaring effect pandemi terhadap korporasi dan stabilitas sistem keuangan negara maju, seperti Amerika Serikat dan China.

"Langkah yang perlu dilakukan dengan melakukan pembukaan sektor-sektor usaha, reformasi di sektor riil, maupun berbagai langkah yang diarahkan pada penanganan sektor riil khususnya korporasi," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Masalah ketiga, meluasnya sistem pembayaran digital antarnegara dan risiko aset kripto. Keempat, semakin kuatnya tuntutan ekonomi dan keuangan hijau dari negara maju.

"Ini yang harus dihadapi di negara-negara berkembang bagaimana mentransisikan proyek-proyek ekonomi hijau, ramah lingkungan, termasuk di sektor keuangan. Perbankan dan sektor keuangan tentu saja harus mempersiapkan bagaimana bisa membiayai proyek-proyek yang hijau," ucapnya.

Kelima, semakin melebarnya kesenjangan, terutama di masa pandemi ini. Menurutnya di sinilah inklusi ekonomi dan keuangan menjadi penting, termasuk melalui digitalisasi.

(das/das)

Hide Ads