Kenaikan harga sembako menjadi kado di penghujung tahun 2021. Tak sampai di situ, ada banyak lagi sejumlah harga-harga yang menanti kenaikan di awal 2022 mendatang. Mulai dari harga rokok hingga tarif listrik.
Apa saja harga-harga yang mengalami kenaikan? Berikut daftarnya:
1. Minyak Goreng
Harga minyak goreng masih mahal. Pedagang telur dan minyak goreng, Elis di Pasar Cibubur, Jakarta Timur menjual minyak goreng di Rp 20 ribu per liter. Padahal harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng adalah Rp 11 ribu/liter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau minyak goreng mah udah lama, kalau curah dari agennya Rp 18 ribu, di sini Rp 20 ribu (dijual ke pembeli). Kalau yang bermerek Sunco sih kita masih jual Rp 39 per 2 liter," katanya kepada detikcom, Jumat (24/12/2021) lalu.
Pedagang lain, Maruti menjual minyak goreng kemasan Rp 19 ribu per liter dan Rp 38 ribu per 2 liter. Sedangkan minyak goreng curah Rp 20 ribu per liter.
Pantauan detikcom di salah satu supermarket di Jakarta Timur, Jumat lalu, minyak goreng kemasan 1 liter Bimoli Spesial Refill Rp 21.400, Sunco Rp 21.990, Tropical Minyak Goreng Rp 22.790. Sedangkan kemasan 2 liter untuk Sunco Rp 41.990, Sania, Rp 40.990, dan Tropical 2 liter Rp 42.990.
2. Telur
Harga telur meroket tajam hingga menyentuh Rp 32 ribu per kilogram (kg). Padahal sebelumnya pedagang menjual telur di harga Rp 26 ribu hingga Rp 27,5 ribu per kg. Kenaikannya pun terjadi dalam waktu singkat.
"Langsung ke Rp 32 ribu naiknya, langsung loncat. Baru hari ini jual Rp 32 ribu tadinya cuma Rp 26 ribu, langsung naik ke Rp 32 ribu," kata pedagang telur, Kiki di Pasar Cibubur, Jakarta Timur, Jumat lalu
Pedagang lainnya, Elis menjual telur Rp 31 ribu per kg. Dia menuturkan bahwa kemarin harga telur dalam sehari naik sampai 3 kali. Tapi masih ada pedagang yang menjual telur di Rp 29 ribu per kg. Pedagang telur, Nanda mengatakan hari ini dia masih menjual telur di Rp 29 ribu per kg. Itu pun sudah terjadi kenaikan dari sebelumnya Rp 27 ribu sampai Rp 28 ribu.
3. Elpiji
Harga gas LPG non-subsidi naik. PT Pertamina (Persero) beralasan kenaikan itu untuk merespons harga contract price Aramco (CPA) LPG yang terus naik pada 2021.
"Besaran penyesuaian harga LPG nonsubsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7,5% berkisar antara Rp 1.600-2.600 per kg. Perbedaan ini untuk mendukung penyeragaman harga LPG ke depan serta menciptakan fairness harga antar daerah," kata Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Irto Ginting kepada detikcom, kemarin Minggu (26/12/2021).
Pertamina mengimbau kepada masyarakat mampu agar tidak beralih ke elpiji subsidi 3 kg atau 'gas melon'. Meskipun, harga LPG nonsubsidi mengalami kenaikan.
Simak juga Video: Agen hingga Pengecer Keluhkan Kenaikan Harga LPG Non Subsidi