Buwas Buka-bukaan Utang Negara Rp 4,5 T ke Bulog Mandek Sampai Sekarang

Buwas Buka-bukaan Utang Negara Rp 4,5 T ke Bulog Mandek Sampai Sekarang

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 28 Des 2021 12:18 WIB
Pekerja mengangkut beras saat proses penyaluran beras ke pasar-pasar di Gudang Perum BULOG Sub Divre Serang, Banten, Senin (5/4/2021). Dirut Perum BULOG Budi Waseso menyatakan, stok beras Bulog hingga April 2021 mencapai 1 juta ton cukup untuk kebutuhan puasa dan lebaran serta akan terus menyerap gabah hasil panen petani dengan target cadangan beras pemerintah (CBP) bisa mencapai 1,4 juta ton hingga akhir Mei sejalan dengan arahan Presiden Jokowi yang memastikan tidak akan mengimpor beras hingga Juni mendatang. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/aww.
Foto: ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN
Jakarta -

Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau biasa disapa Buwas mengungkap hingga saat ini utang negara sebesar hampir Rp 4,5 triliun ke Bulog belum dibayarkan. Buwas mengungkap ada berbagai masalah yang membuat utang itu belum terbayarkan.

"Utang negara ke Bulog ada dari beberapa masalah, seperti dari kemarin bantuan beras PPKM termasuk bansos memang utangnya hampir Rp 4,5 triliun. Beberapa upaya kita lakukan, tetapi masalahnya ada peraturan Menteri yang harus diubah," ujarnya dalam konferensi pers di kantor Perum Bulog, Rabu (28/12/2021).

Buwas mengatakan ,sebenarnya dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sudah siap untuk membayar utang tersebut. Namun, ada persyaratan yang belum terpenuhi salah satunya karena peraturan menteri ya belum ada perubahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, masalah utang negara ke Bulog juga akan merembet dengan pendanaan Bulog dalam pengadaan beras atau Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

"Efeknya, Bulog kan membelanjakan CBP dananya dari utang. Dengan begitu menambahnya masalah bunga (utang Bulog). Semakin utang tidak dibayar Bulog karena kita utang ke bank semakin besar bunga yang ditanggung," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Sama seperti beras semakin tidak digunakan maka semakin turun kualitas beras itu. Maka ke depan dalam program-program ke depan beras dalam negeri semaksimal mungkin disalurkan kepada masyarakat. Kita harus mencintai produk dalam negeri," tuturnya.

Hingga saat ini utang Bulog sudah mencapai Rp 13 triliun. Jika utang dari negara tidak segera dibayarkan tentu akan menambah jumlah utang tersebut.

"Memang utang kita Rp 13 triliun di mana utang kita dari pengadaan CBP belanjannya dari utang. Nah di kala kita salurkan baru dibayar oleh negara. Ke depan regulasinya harus berubah," pungkasnya.




(ang/ang)

Hide Ads