Ternyata Bulog Juga Terjerat Utang Rp 13 Triliun!

Ternyata Bulog Juga Terjerat Utang Rp 13 Triliun!

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 28 Des 2021 15:26 WIB
Dirut Perum Bulog Budi Waseso menghadiri rapat bersama Komisi IV DPR. Rapat tersebut membahas anggaran Perum Bulog.
Budi Waseso
Jakarta -

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan hingga saat ini Perum Bulog memiliki utang sebesar Rp 13 triliun. Utang itu dimiliki dari pengadaan Cadangan Beras Pemerintah atau CBP yang hingga saat ini mencapai 1,2 juta ton.

"Utang kita ini Rp 13 triliun, Rp 13 triliun itu di mana utang kita? Ya itu beras CBP yang 1 juta itu ton, kan berasnya dari utang. Di mana, di kala sudah kita salurkan atas penugasan negara, baru dibayarkan. Ini memang harus segera dibayarkan, kalau tidak Bulog rugi, makin lama dibayar, bunga makin bertambah," katanya dalam konferensi pers di kantor Perum Bulog, Selasa (28/12/2021).

Lebih lanjut, Buwas menyatakan sebenarnya utang Bulog bisa ditekan hingga Rp 9 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita berharap ke depan ada kepastian. Kalau tadi kebutuhan CBP 800 sampai 850 ribu ton per tahun kalau dengan itu utang kita bisa berkurang Rp 9 triliun. Maka harapannya regulasi yang berubah," ucapnya.

Selain itu, menurut Buwas seharusnya pemerintah bisa langsung melakukan pembayaran kepada Bulog, apabila pengadaan CBP dari petani sudah dilakukan. Buwas mengaku saat ini pemerintah akan membayar jika beras itu sudah tersalurkan.

ADVERTISEMENT

"Seyogyanya setelah kita mengadakan 1 juta, itu diaudit oleh BPK, 1 juta dengan kualitasnya yang sesuai dengan standar yang dicantumkan dalam UU pemerintah. Begitu selesai, pemerintah langsung membayar jumlah 1 juta ton, harus dibayar. Jadi Bulog tidak ada utang, tidak ada bunga," ucapnya.

Nah jika langsung dibayar oleh pemerintah, Buwas mengatakan Bulog tinggal membutuhkan biaya tambahan untuk transportasi dalam penyaluran beras hingga perawatan beras. Jadi utang tidak menumpuk.

"Ini yang sedang saya sampaikan ke pemerintah, harus ada perubahan regulasi, agar Bulog tak seperti sekarang, berbulan-bulan terikat utang," tutupnya.

Bakal tambah utang lagi. Klik halaman berikutnya.

Lihat juga Video: Tekan Angka Stunting, Bulog Sebar 3.000 Paket Makanan di Sukabumi

[Gambas:Video 20detik]



Buwas juga memastikan tahun 2022 pihaknya bisa menambah utang kembali. Hal ini dilakukan jika nantinya ada penugasan kembali dari pemerintah untuk ketersediaan CBP tahun depan.

"Ya utang lagi (2022), nambah utang. Namun harus pasti. Misalnya, ada penugasan pemerintah ke Bulog menyerap 1,2 juta. Nah, penyerapan utang lagi 2 juta itu untuk apa? Kepastiannya untuk apa penyerapannya CBP 1,2 juta itu. Misalnya 1,2 juta program pemerintah pasti dari Menteri Sosial untuk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari Bulog berarti ada kepastian dong, atau bantuan Kementerian paket-paket bantuan berasnya dari Bulog," katanya.

Menurutnya jika pengadaan CBP itu pasti, maka tidak akan ada masalah. Karena kalau berasnya sudah ada dan tidak ada kepastian untuk apa akan membebani utang dari Bulog. Tidak hanya itu, kualitas beras yang sudah ada juga akan menurun. Sebagai informasi dalam pengadaan beras Bulog menggunakan pinjaman bank.

"Efeknya Bulog kan membelanjakan CBP dananya dari utang. Dengan begitu menambahnya masalah bunga (utang Bulog). Semakin utang tidak dibayar Bulog karena kita utang ke bank semakin besar bunga yang ditanggung," jelasnya.


Hide Ads