Badan Usaha Milik Negara (BUMN) belakangan menjadi sorotan karena banyak terlilit utang hingga triliunan. Hal ini juga dialami oleh BUMN di bidang tata niaga beras, Perum Bulog.
Tidak hanya Bulog, berikut ini daftar BUMN yang memiliki utang triliunan. Data ini dirangkum dari catatan detikcom:
1. Perum Bulog
Terbaru, Perum Bulog ternyata memiliki utang sebanyak Rp 13 triliun. Hal ini diungkap langsung oleh Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso atau biasa disapa Buwas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buwas mengungkap utang itu dipicu oleh pengadaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang hingga saat ini mencapai 1,2 juta ton. Sebanyak 1,2 juta ton itu merupakan penyerapan beras petani di Bulog hingga minggu ketiga Desember 2021.
"Utang kita ini Rp 13 triliun, Rp 13 triliun itu di mana utang kita? Ya itu beras CBP yang 1 juta itu ton, kan berasnya dari utang. Di mana, di kala sudah kita salurkan atas penugasan negara, baru dibayarkan," katanya dalam konferensi pers di kantor Perum Bulog, Selasa (28/12/2021).
Lebih lanjut, Buwas menyatakan sebenarnya utang Bulog bisa ditekan hingga Rp 9 triliun. "Kita berharap ke depan ada kepastian. Kalau tadi kebutuhan CBP 800 sampai 850 ribu ton per tahun kalau dengan itu utang kita bisa berkurang Rp 9 triliun. Maka harapannya regulasi yang berubah," ucapnya.
2. Angkasa Pura I
Kemudian, ada BUMN PT Angkasa Pura I (Persero) yang disebut memiliki utang triliunan. Hal itu dikatakan oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (Wamen BUMN) Kartika Wirjoatmodjo. Katanya, utang itu ada salah satunya dari bandara baru yang dibangun.
"Memang AP I sekarang tekanannya berat sekali, kondisi keuangan mereka ini sekarang utangnya mencapai Rp 35 triliun. Dan kalau kita rate, loss nya bulanan mereka Rp200 miliar itu mereka setelah pandemi utangnya bisa Rp 38 triliun," kata Tiko, sapaan akrabnya, dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Jumat (3/12/2021) lalu.
3. Garuda Indonesia
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa saat ini liabilitas atau utang Garuda Indonesia totalnya mencapai US$ 9,75 miliar atau setara Rp 138,45 triliun (kurs Rp 14.200). Sementara aset perusahaan saat ini hanya US$ 6,92 miliar. Jauh lebih rendah dibandingkan total kewajibannya itu.
"Utang (Garuda) itu yang tercatat US$ 7 miliar plus utang daripada lessor yang tidak terbayar US$ 2 miliar lagi. Jadi totalnya US$ 9 miliar," ucapnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu (10/11/2021) lalu.
Apa lagi? lanjut halaman berikutnya.
Simak juga Video: Tekad Dirut PLN Cicil Utang Rp 22 T Per Tahun