CEO Pfizer Albert Bourla dinobatkan sebagai CEO of the Year. Hal itu dikarenakan vaksinnya telah membantu banyak hal hingga jadi sesuatu yang normal bagi banyak orang meski pandemi masih jauh dari selesai.
Dilansir dari CNN, Selasa (28/12/2021), ada beberapa CEO berpengaruh lainnya yang dipertimbangkan jadi pemenang seperti Lisa Su dari AMD, Jim Farley dari Ford, Marvin Ellison dari Lowe, David Solomon dari Goldman Sachs, Sundar Pichai dari Alphabet, dan Elon Musk dari Tesla yang telah dinobatkan sebagai Person of the Year versi Majalah Time.
Dari beberapa nama itu, Bourla yang terpilih menjadi CEO of the Year karena semua yang dilakukan Pfizer dalam satu tahun ini telah membantu menstabilkan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan dunia. Dia bergabung dengan pemenang sebelumnya yakni Marc Benioff dari Salesforce, CEO Target Brian Cornell dan Brian Niccol dari Chipotle.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pfizer melakukan banyak hal baik (untuk) kemanusiaan dan kami sangat bangga akan hal itu. Kami tidak hanya dapat menyelamatkan begitu banyak nyawa, tetapi kami menikmati reputasi perusahaan tingkat tinggi saat ini," kata Bourla.
Meskipun, Pfizer bukan satu-satunya perusahaan yang mengembangkan vaksin. Ada mitranya, BioNTech (BNTX) atau pengembang vaksin saingannya Moderna (MRNA).
Vaksin Pfizer/BioNTech adalah yang pertama disetujui di AS untuk anak-anak usia 5 hingga 11 tahun. Selain itu, Pfizer telah mengembangkan pil yang secara drastis dapat mengurangi risiko komplikasi parah, rawat inap, dan kematian bagi orang yang tertular virus.
Food and Drug Administration (FOA) mengumumkan telah menyetujui perawatan oral Paxlovid dari Pfizer. Meski begitu, Bourla menekankan pil itu tidak dimaksudkan sebagai pengganti vaksin.
Dia yakin vaksin miliknya dan BioNTech akan mengendalikan Omicron cukup baik, terutama jika telah menerima dua dosis dan booster. Bourla mengakui ada kemungkinan Pfizer meluncurkan vaksin baru untuk Omicron atau varian baru lainnya di masa depan.
Bourla mengatakan Pfizer sudah mengembangkan vaksin yang ditujukan untuk Omicron dan dia yakin itu bisa diuji lalu diserahkan ke regulator untuk disetujui pada Maret mendatang. Jika Pfizer perlu menghasilkan suntikan khusus Omicron, dia mengklaim itu semua tidak akan memperlambat pembuatan vaksin yang ada.
"Kami menargetkan kapasitas produksi tahunan empat miliar (dosis) vaksin kami saat ini. Dan jika kami harus beralih di antara keduanya, yang lama dan yang baru, kami masih akan menghasilkan empat miliar," tuturnya.
(aid/dna)