Kala Jokowi sampai Sri Mulyani Waswas Dampak Omicron ke Ekonomi RI

Kala Jokowi sampai Sri Mulyani Waswas Dampak Omicron ke Ekonomi RI

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 03 Jan 2022 21:00 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani memamerkan suasana sidang kabinet soal cipta lapangan kerja di Instagramnya. Bagaimana suasananya?
Foto: @smindrawati
Jakarta -

Presiden Joko Widodo mengatakan masih ada sederet tantangan di sektor ekonomi yang harus dihadapi Indonesia tahun ini. Pasalnya, pandemi masih juga belum usai di tahun baru 2022 ini.

Salah satu tantangan yang disebut Jokowi adalah penyebaran virus varian baru COVID-19 Omicron di Indonesia. Sejak kasus pertamanya ditemukan per Desember 2021 yang lalu, kasus Omicron perlahan-lahan mulai menyebar di Indonesia. Per 1 Januari 2022 kemarin sudah ada 136 kasus Omicron yang tercatat di Indonesia.

Tantangan lainnya yang diungkap Jokowi adalah dampak inflasi ke masyarakat hingga dampak tapering off dari Bank Sentral Amerika Serikat terhadap stabilitas keuangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di 2022 kita tahu ada banyak tantangan yang dihadapi. Baik ancaman omicron, inflasi, dampak tapering off," ungkap Jokowi kala memberikan sambutan dalam Peresmian Pembukaan Perdagangan BEI tahun 2022, Senin (3/1/2022).

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati juga sempat menyinggung soal kewaspadaan terhadap varian Omicron. Menurutnya, pemerintah sedang memonitor COVID-19 varian Omicron dengan ketat. Pasalnya, varian baru itu telah menjangkiti 132 negara.

ADVERTISEMENT

"Kita sedang memonitor kasus Omicron yang mendorong kenaikan jumlah kasus signifikan di dunia, sekarang 132 negara kena Omicron," sebut Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN 2021 di Kantor Kementerian Keuangan.

Dia melanjutkan, kemunculan Omicron telah menyebabkan terjadinya gelombang keempat penularan virus Corona di dunia.

"Kita tahu Omicron itu diumumkan oleh Afrika Selatan. Gelombang di Afrika Selatan dibandingkan sebelumnya dia ternyata turunnya cepat. Namun ini masih berlangsung di berbagai negara. Kita tetap waspada," papar Sri Mulyani.

Kembali ke Jokowi, Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengatakan masalah kelangkaan kontainer bisa jadi tantangan besar bagi ekonomi Indonesia tahun ini. Masalahnya, kelangkaan itu dinilai dapat mengganggu proses perdagangan internasional Indonesia.

"Kemudian ada juga kekurangan kontainer di mana-mana, ini akan mengganggu ekspor kita," ujar Jokowi.

Lanjutkan membaca -->

Meski begitu, Jokowi meminta semua pihak tetap memiliki optimisme menyambut tahun 2022. Pasalnya, perbaikan pemulihan ekonomi mulai terlihat.

Di tengah masyarakat, keyakinan konsumen meningkat ke level 118,5 poin pada November 2021, setelah anjlok hingga 113,8 poin di bulan Maret. Jokowi juga menyatakan tingkat pengeluaran belanja alias spending index juga naik ke 120,5 poin.

Kemudian di sisi industri pun sudah terlihat mulai bergairah. Terbukti dari indeks manufaktur yang meningkat menjadi 53,9 poin, bahkan lebih tinggi dari angka sebelum pandemi yang hanya mencapai 51 poin.

Bukti lainnya ekonomi mengalami pemulihan cepat adalah neraca dagang yang mengalami surplus sampai 19 bulan berturut-turut. Jokowi mengatakan hal ini baru pertama kali dirasakan di Indonesia. Dia juga memaparkan sampai saat ini neraca dagang masih surplus hingga US$ 34,4 miliar.

"Berkaitan dengan ekonomi pemulihan ekonomi kita juga cukup kuat, neraca dagang kita surplus US$ 34,4 miliar. Dalam 19 bulan surplus terus, belum pernah kita alami begini," papar Jokowi.



Simak Video "Video: Kuasa Hukum Sayangkan Laporan Ijazah Palsu Jokowi Disebut Settingan"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads