Startup Pengelolaan Sampah Dapat Suntikan dari Fund

Startup Pengelolaan Sampah Dapat Suntikan dari Fund

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 10 Jan 2022 12:12 WIB
FILE - In this Oct. 19, 2021, file photo, Milky storks stand on garbage in Jakarta Bay in Jakarta, Indonesia. Jakartas waters are polluted, contributing not only to a lack of clean drinking water, but also making flooding more likely during the rainy season. (AP Photo/Achmad Ibrahim, File)
Foto: AP/Achmad Ibrahim
Jakarta -

Circulate Capital, perusahaan manajemen investasi berbasis di Singapura yang mendanai Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk memerangi polusi plastik di laut dan perubahan iklim dengan memajukan ekonomi sirkular, hari ini mengumumkan bahwa Circulate Capital Ocean Fund (CCOF) telah berinvestasi di Reciki Solusi Indonesia (Reciki), salah satu perusahaan pengelolaan sampah swasta terkemuka di Indonesia.

Didirikan pada tahun 2019 sebagai solusi homegrown atau buatan lokal terhadap pengelolaan sampah yang memenuhi kebutuhan spesifik kota-kota di Indonesia, Visi Reciki adalah untuk mencapai ambisi zero- waste-to-landfill melalui fasilitas pemulihan material atau material recovery facilities (MRF) terdepan.

Reciki memilah sampah yang berasal dari rumah tangga dan kawasan komersial, serta memulihkan bahan yang dapat didaur ulang, termasuk plastik, untuk dikembalikan ke dalam mata rantai daur ulang. Keberhasilan Reciki dibangun atas kemampuannya dalam menyesuaikan dengan kebutuhan setiap kota dan memungkinkan tingkat pemulihan yang lebih tinggi. Berkat dukungan mitra pionirnya, Danone AQUA, Reciki saat ini mengoperasikan dua MRF di Lamongan (Jawa Timur) dan Badung (Bali).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam mengatasi inefisiensi dan terbatasnya kapasitas di tempat pembuangan akhir (TPA) di banyak kota-kota Indonesia, Reciki menawarkan model bisnis pengelolaan sampah yang berpotensi dapat meningkatkan jumlah sampah terdaur ulang secara signifikan.

Selain itu, model bisnis Reciki secara unik juga scalable karena Reciki tidak mengadopsi model yang sama persis untuk direplika di kota-kota di Indonesia yang mana kebutuhannya tentu tidak sama. Dalam mengembangkan solusi penyortiran dan distribusi, Reciki menyesuaikan pendekatannya di setiap kota dengan mempertimbangkan aspek karakterisasi sampah, infrastruktur yang ada, profil rumah tangga, dan sebagainya.

ADVERTISEMENT

Melalui investasi yang dilakukan oleh CCOF, Reciki berencana untuk menambah fasilitasnya di seluruh Indonesia, dengan ambisi untuk memproses lebih dari 1.000 ton sampah per hari. Hal ini akan mereplikasi efisiensi sistem Reciki dalam memproses setidaknya enam kali lebih banyak sampah dibandingkan layanan serupa yang tersedia di pasar pada tahun 2020.

Selain itu, ekspansi Reciki diharapkan dapat menciptakan lebih dari 400 lapangan kerja yang aman, stabil, dan bermartabat di sektor formal dan membuka jalan untuk formalisasi pekerja sektor informal di industri pengelolaan sampah.

"Kami percaya Reciki akan memberikan dampak nyata dan membantu Indonesia mencapai ambisi kepemimpinan dalam pencegahan polusi plastik," kata Pendiri dan CEO dari Circulate Capital Rob Kaplan, Senin (10/1/2022).

"Model fit-for-purpose Reciki yang sesuai dengan tujuan ini, memungkinkan pemrosesan sampah menjadi lebih baik dan cepat, sehingga berpotensi meningkatkan pemulihan dan daur ulang plastik secara nasional. Bermitra dengan tim Reciki dan Danone Aqua sebagai co-investor, kami percaya Reciki dapat memanfaatkan modal tersebut dan segera menjadi penyedia solusi terbaik untuk kota-kota di seluruh Indonesia," katanya.

"Dan, kami menantikan peluang bagi jaringan investor kami di CCOF, yang meliputi PepsiCo, Procter & Gamble, Dow, Danone, Chanel, Unilever, The Coca-Cola Company, Chevron Phillips Chemical, dan Mondelēz International, untuk memberikan bantuan teknis dan keahlian pengadaan, serta akses ke rantai pasokan global kepada Reciki untuk dampak yang lebih besar pada ekonomi sirkular plastik." katanya.

Saat ini, 36% sampah plastik dikelola dengan cara pembakaran terbuka dan menyumbang sebanyak 91% dari total carbon footprint sampah plastik Indonesia1. Pendanaan ini akan membantu Reciki untuk memperluas kapasitasnya saat ini dan mewujudkan dampak lingkungan yang kuat agar dapat mencegah 400.000 ton kebocoran polusi plastik, menghindari lebih dari 700.000 ton greenhouse gas emissions (CO2e) dan mengelola hampir 3 juta ton sampah selama periode 10 tahun.

Model Reciki memaksimalkan sumber daya melalui kerja sama dengan mitra pengumpul sampah lokal, sehingga menghasilkan pengurangan biaya dan retensi pemain dan pekerjaan lokal. Hal ini memulihkan dan mendistribusikan hampir semua bahan: plastik bernilai tinggi, plastik bernilai rendah, sampah organik, dan bahan daur ulang lainnya untuk mencapai pengelolaan aliran sampah yang efektif yang memajukan sirkularitas plastik.

"Kami menanti bermitra dengan Circulate Capital untuk mengembangkan dan meningkatkan skala operasi kami guna memenuhi permintaan mendesak akan pengelolaan sampah yang efektif dan ramah lingkungan. Kami percaya solusi milik kami dapat mengubah industri pengelolaan sampah Indonesia, mengurangi krisis polusi plastik, dan memberikan nilai lebih dari bahan bekas - dengan langkah yang memberdayakan masyarakat lokal untuk menjadi bagian dari solusi." kata Bhima Aries Diyanto, CEO dan Pendiri Reciki.

Sebagian pinjaman yang diberikan kepada Reciki mendapat jaminan kredit dari United States International Development Finance Corporation (DFC) yang berkolaborasi dengan United States Agency for International Development (USAID). Adanya jaminan ini mengurangi risiko investasi dan mendemonstrasikan manfaat blended finance.

"Investasi Circulate Capital Ocean Fund di Reciki adalah jenis investasi swasta yang tepat dan menarik bagi DFC untuk dikatalisasi. Kemitraan kami dengan Ocean Fund memungkinkan Reciki untuk menunjukkan profitabilitas model bisnis terukur yang bermanfaat bagi lingkungan dan ekonomi di Indonesia dan sekitarnya. Investasi ini akan menciptakan lebih dari 400 pekerjaan yang aman dan stabil sekaligus mencegah sampah plastik mencapai laut dan menghindari emisi karbon ke atmosfer." ungkap Vice President DFC bagian Pengembangan Kredit, Jim Polan.

(fdl/fdl)

Hide Ads