Penerbangan Domestik Bisa Pulih Tahun Ini, Internasional di 2023

ADVERTISEMENT

Penerbangan Domestik Bisa Pulih Tahun Ini, Internasional di 2023

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 12 Jan 2022 20:45 WIB
Wide-angle view of a modern aircraft gaining the altitude outside the glass window facade of a contemporary waiting hall with multiple rows of seats and reflections indoors of an airport terminal El Prat in Barcelona
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/skyNext
Jakarta -

Maskapai-maskapai di Indonesia mulai bersiap untuk menyambut pulihnya industri penerbangan. Indonesia National Air Carrier Association (INACA) memprediksi industri penerbangan bakal pulih bertahap mulai tahun ini.

Pemulihan penerbangan domestik diprediksi terjadi tahun ini dan akan optimal di tahun 2024. Sementara untuk penerbangan internasional akan pulih mulai tahun 2023 dan optimal di tahun 2026.

"Penerbangan domestik Indonesia akan mulai rebound pada tahun 2022 dan optimal seperti sebelum pandemi pada tahun 2024. Sedangkan penerbangan internasional diprediksi mulai rebound tahun 2023 dan optimal tahun 2026," kata Sekjen INACA Bayu Sutanto dalam keterangannya, Rabu (12/1/2022).

Saat ini INACA dan Boeing Company membuat pelatihan khusus bagi kru pesawat di Jakarta. Kedua belah pihak menyelenggarakan Fleet Planning Workshop Certificate Luncheon di Jakarta. Pelatihan ini diikuti 58 peserta dari perwakilan perusahaan penerbangan yang ada di Indonesia.

INACA telah menandatangani MoU dengan pihak Boeing untuk lima acara pelatihan lainnya pada tahun 2022 yang mencakup beberapa aspek, mulai dari keselamatan hingga operasi.

Bayu menilai dengan berkurangnya jumlah armada pesawat imbas pandemi membutuhkan pengelolaan yang baik untuk dapat memenuhi permintaan pasar penumpang dan kargo.

Dengan demikian operasional penerbangan dapat berjalan efektif, efisien dan maskapai mendapatkan pendapatan yang baik sebagai bekal untuk melakukan pertumbuhan pasca pandemi.

"Dengan kegiatan Fleet Planning Workshop ini sangat relevan dengan kondisi penerbangan di Indonesia saat ini. Hal tersebut karena perusahaan penerbangan harus melakukan berbagai upaya pemulihan di masa COVID-19, yang akan berdampak pada keberlanjutan bisnisnya untuk tetap memberikan layanan transportasi," tutup Bayu.

(hal/ara)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT