Usulan kenaikan tarif KRL Commuter Line mengemuka. Hal itu saat ini sedang dibahas di Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
Kenaikan yang berlaku akan terjadi pada tarif dasar 25 kilometer pertama perjalanan KRL. Sementara itu, untuk tarif perjalanan setiap 10 km setelahnya tidak mengalami kenaikan.
Kasubdit Penataan dan Pengembangan Jaringan Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Arif Anwar mengatakan alasan utama penyesuaian tarif KRL karena belum pernah naik sejak 2015.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tarif KRL sudah tidak alami penyesuaian sejak tahun 2015. Tarif 25 km pertama Rp 3.000 dan 10 km berikutnya Rp 1.000 telah lama tidak naik," ungkap Arif dalam diskusi publik virtual yang diadakan Instran, Rabu (12/1/2022).
Mau tahu lebih banyak soal wacana tarif KRL mau naik ini? Simak 3 fakta penting yang dirangkum detikcom di bawah ini.
1. Besaran Usulan Kenaikan
Arif Anwar menjelaskan Tarif yang akan naik adalah tarif dasar sejauh 25 kilometer (km) untuk tarif KRL. Bila awalnya tarif KRL untuk 25 km pertama hanya Rp 3.000, rencananya dinaikkan menjadi Rp 5.000, atau tepatnya naik Rp 2.000.
Sementara itu, untuk tarif lanjutan KRL 10 km berikutnya tetap di angka Rp 1.000. Tidak mengalami kenaikan.
"Nah ini dari hasil survei tadi ini masih ada tahap diskusi juga. Kita akan usulkan penyesuaian tarif kurang lebih Rp 2.000 pada 25 km pertama. Jadi kalau yang semula sebesar Rp 3.000 untuk 25 km ini jadi Rp 5.000," papar Arif.
Dalam bahan paparan Ditjen Perkeretaapian Kemenhub, rencana kenaikan tarif KRL diberlakukan pada 1 April 2022. Tertulis juga bahwa tarif KRL belum pernah naik sejak 2015.
Arif mengatakan angka kenaikan tarif KRL ditentukan sesuai dengan survei ability to pay-willingnes to pay (ATP/WTP) yang dilakukan oleh pihaknya. Survei itu dilakukan untuk melihat kemampuan dan keinginan membayar dari masyarakat untuk ongkos KRL Commuter Line.
Dari survei yang dilakukan pihaknya di Jabodetabek, rata ATP atau kemampuan membayar masyarakat adalah sebesar Rp 8.486 untuk ongkos KRL. Sementara WTP alias keinginan untuk membayar masyarakat pada moda Commuter Line sebesar Rp 4.625.
Survei itu dilakukan pada 6.841 orang di Jabodetabek. Mulai dari lintas Bogor, Bekasi, Serpong, hingga Tangerang.
Baca di halaman berikutnya