Nasib PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk kurang mujur. Kabar terbaru, perusahaan dihadapkan pada masalah dugaan korupsi pengadaan pesawat.
Selain dugaan kasus korupsi, Garuda sebenarnya masih punya masalah lain. Salah satunya, kinerja keuangan yang tidak baik.
Berdasarkan laporan keuangan interim yang tidak diaduit di situs perusahaan seperti dikutip Rabu (12/1/2022) Garuda menderita kerugian US$ 1,66 miliar atau sekitar Rp 23,57 triliun (asumsi kurs Rp 14.200) hingga September 2021. Rugi ini naik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya US$ 1,07 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendapatan dan penjualan hingga September 2021 sebanyak US$ 939,02 juta. Pendapatan ini turun dibanding periode yang sama tahun 2020 sebesar US$ 1,13 miliar.
Jumlah aset Garuda tercatat US$ 9,42 miliar. Aset ini juga turun dari sebelumnya US$ 10,78 miliar.
Sementara, liabilitas perusahaan jumlahnya US$ 13,02 miliar atau naik dari sebelumnya US$ 12,73 miliar. Liabilitas tersebut terdiri dari liabilitas jangka pendek US$ 5,28 miliar dan jangka panjang US$ 7,73 miliar.
Selanjutnya, jumlah ekuitas atau modal Garuda tercatat minus US$ 3,60 miliar. Ekuitas ini turun banyak dibanding periode yang sama tahun sebelumnya minus US$ 1,94 miliar.
Baca halaman berikutnya
Simak Video "Video: Mengulik Kecanggihan Fitur Find My yang Dipakai Penumpang Garuda Lacak iPhone"
[Gambas:Video 20detik]