Kompor Minyak Tanah Akan Ditarik

Mulai Tahun 2007

Kompor Minyak Tanah Akan Ditarik

- detikFinance
Senin, 08 Mei 2006 14:58 WIB
Jakarta - Prospek usaha kompor minyak tanah terancam jatuh. Pasalnya, pemerintah berencana menerapkan kebijakan menarik kompor minyak tanah milik masyarakat untuk diganti dengan kompor gas elpiji.Jika berjalan mulus, rencana ini akan diterapkan tahun 2007. Kebijakan ini terkait dengan upaya pemerintah mengalihkan subsidi minyak tanah ke elpiji. "Ini bukan tukar tambah, tapi kita akan tarik kompor minyak tanah dengan kompor gas elpiji, tapi ini baru konsep dan kita akan bicarakan hari ini," kata Direktur BBM Badan Pengatur Kegiatan Hilir Migas (BPH Migas) Adi Subagyo.Hal itu diungkapkan Adi saat akan mengikuti rapat di Gedung Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (8/5/2006).Untuk menyukseskan pemakaian elpiji, pemerintah akan menyiapkan tabung elpiji ukuran kecil yang harganya terjangkau oleh masyarakat. "Jadi elpijinya bukan pakai tabung yang besar kalau untuk masyarakat kecil, kita siapkan yang tiga kilogram," tutur Adi.Ukuran tabung tiga kilogram (kg) ini ekuivalen sekitar Rp 12 ribu. Dalam perhitungan Adi, penggunaan elpiji ini jauh lebih murah ketimbang minyak tanah. Satu kilogram elpiji setara dengan 3 liter minyak tanah. Saat ini harga elpiji sebesar Rp 4.250/kg dan minyak tanah Rp 2.000 per liter."Saya pikir ini masih bisa terjangkau oleh masyarakat kecil kita," imbuh Adi.Penggantian kompor minyak tanah ini akan bisa dilakukan secara bertahap yang akan dimulai tahun 2007. "Saya pikir tidak lama lagi, kan tinggal enam bulan. Kita akan sosialisasikan ini terus karena masih ada masyarakat yang khawatir menggunakan elpiji," papar Adi.Menurut Adi, harga elpiji saat ini sudah pada harga keekonomian. Meski demikian Pertamina masih akan memberikan subsidi. Kedepan, subsidi elpiji yang diberikan ini akan ditanggung pemerintah dari dana subsidi minyak tanah.Rencana pengalihan subsidi ini, diakui Adi, karena kebijakan sebelumnya yakni penggantian minyak tanah dengan batubara kurang begitu berhasil."Kalau batubara agak sulit diterapkan, terlalu banyak kendalanya," tukas Adi.Meski pemakaian elpiji digiatkan, Adi menjamin, pemerintah akan tetap menjual minyak tanah, namun dengan harga keekonomian. Dengan harga minyak tanah yang mencapai tingkat keekonomiannya, diharapkan masyarakat tetap memilih elpiji karena disparitas harga yang besar. (ir/)

Hide Ads