Australia menjadi salah satu negara yang paling sering melakukan ekspor daging sapi ke Indonesia. Namun, di tahun 2021 kemarin ekspor daging sapi ke Indonesia justru mengalami penurunan.
Menteri Pertanian dan Menteri untuk Wilayah Utara Australia David Littleproud mengungkapkan hal itu terjadi karena adanya krisis daging sapi di negaranya. Menurutnya semua terjadi karena adanya perubahan cuaca besar-besaran di Australia.
Dia mengatakan selama dua tahun ini Australia pernah dilanda kekeringan yang membuat peternak kesulitan mendapat pakan. Di sisi lain, banjir besar juga sempat terjadi dan membuat banyak ternak mati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tantangan dengan ekspor kami adalah perubahan iklim. Kami mengalami salah satu kekeringan terburuk dalam sejarah negara kami. Dan kemudian dalam periode 24 jam, kami kehilangan setengah juta kepala karena banjir," cerita David saat melakukan kunjungan pada salah satu supermarket di Jakarta Selatan, Rabu (26/1/2022).
David bercerita para peternak di Australia selama dua tahun sedang melakukan pemulihan besar-besaran. Terlebih lagi Australia dikenal sebagai salah satu negara pemasok daging sapi terbesar di dunia.
"Kami berusaha pulih selama dua tahun ini, kami membangun kembali setelah bencana alam besar-besaran. Anda akan melihat kami mulai bisa memasok sapi lagi, semua memang masalah iklim," ujar David.
Dia pun mengakui karena pasokan sapi yang sedikit kenaikan harga memang sempat terjadi. Namun, hal itu tidak akan lama terjadi karena pemulihan pasokan ternak mulai dilakukan.
"Dan jelas harga memang sangat panas, karena kami tidak memiliki pasokan. Kini peternak kami mencoba membangun kembali," kata David.
Dari data Department of Agriculture, Water and the Environment (DAWE) ekspor daging sapi dari Australia ke Indonesia di tahun 2021 turun 5% senilai 45.178 ton.
Lalu apakah krisis sapi ini akan berpengaruh ke Indonesia? Baca halaman selanjutnya
Simak Video "Video: Si Gemoy, Sapi yang Dibeli Prabowo dari Peternak di Lumajang "
[Gambas:Video 20detik]