Daya Beli Petani Naik, Kesejahteraannya Dinilai Terus Meningkat

ADVERTISEMENT

Daya Beli Petani Naik, Kesejahteraannya Dinilai Terus Meningkat

Alfi Kholisdinuka - detikFinance
Jumat, 04 Jun 2021 13:21 WIB
Petani melakukan panen di Desa Rancaseneng, Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, Banten, Selasa (28/7/2020). Sebanyak 400 hektar sawah panen dengan baik.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Asih Mulyaningsih memuji kurva nilai tukar petani (NTP) dan nilai tukar usaha pertanian (NTUP) yang meningkat dari waktu ke waktu. Menurutnya, rangkaian positif tersebut menunjukan kesejahteraan petani secara perlahan mulai membaik.

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Sebagaimana diketahui, jika menilik angkanya, NTP bulan Oktober 2020 mencapai 102,25, kemudian pada November mencapai 102,86, Desember 103,25, Januari 103,26, Februari 103,10, Maret 103,29, April 102,93 dan bulan Mei tahun ini mencapai 103,29 atau naik sebesar 0,44%.

Begitupun dengan nilai tukar usaha petani yang naik konsisten sejak Oktober 2020, yakni sebesar 102,42. Lalu pada November mencapai 103,28, Desember 104,00, Januari 104,01, Februari 103,72, Maret 103,87, April 103,55 dan Mei bulan ini angkanya mencapai 104,04 atau naik 0,48%.

"Saya bahagia karena daya beli petani di bulan Mei 2021 naik dibandingkan bulan sebelumnya. Kemudian saya juga mengapresiasi karena berdasarkan ukuran NTP dan NTUP kesejahteraan petani meningkat," ujar Asih dalam keterangan tertulis, Jumat (4/6/2021).

Asih mengatakan sektor pertanian di era pandemi seperti sekarang ini memang menjadi sektor yang paling tangguh sekaligus sektor yang paling tahan banting dari berbagai ancaman gejolak dan krisis yang ada.

"Harus diakui bahwa sektor pertanian memang menjadi sektor yang tangguh dibandingkan sektor ekonomi lainnya," imbuhnya.

Sementara itu, Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Subejo juga menyambut baik kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) pada bulan Mei 2021 yang meningkat 0,44% dan 0,48%.

Menurut Subejo, kenaikan tersebut merupakan kado istimewa bagi kesejahteraan petani sekaligus angin segar terhadap optimisme baru pada sektor pertanian dibawah pimpinan Syahrul Yasin Limpo (SYL). Apalagi, kenaikan NTP dan NTUP terjadi secara konsisten sejak Oktober 2020.

"Capaian NTP dan NTUP ini harus terus dijaga dan didukung dengan berbagai kebijakan dan program yang relevan sehingga tetap stabil bahkan dapat meningkat lebih tajam lagi. Dengan begitu, saya percaya pertanian di bawah pak Menteri (SYL) dapat mengangkat kesejahteraan petani sebagai garda depan pembangunan pertanian dan penyediaan berbagai bahan pangan akan membaik," jelasnya.

Sebelumnya Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan kenaikan NTP terjadi karena indeks yang diterima petani, yaitu sebesar 0,66% mengalami kenaikan lebih besar dari pada indeks yang dibayarkan petani yang hanya 0,21%.

"Adapun komoditas yang dominan dalam mempengaruhi kenaikan indeks tersebut adalah kelapa sawit, sapi potong, jagung, ayam ras pedaging, kentang, gabah, petai, ayam kampung dan cengkeh," pungkasnya.

(ega/ara)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT