Dia menjelaskan stok yang dijual saat pertama kali kebijakan minyak goreng Rp 14 ribu per liter adalah stok lama dengan harga tinggi. Pihaknya, menjual dengan harga Rp 14 ribu per liter kemudian meminta kompensasi atas selisih harga itu. Stok tersebut lah yang awalnya diprediksi bisa dijual sampai dua pekan.
"Jadi kan di toko ada istilah buffer stock, kalau pembelian normal itu stok cukup 2 minggu. Seharusnya. Kan kenyataannya ini beda pembeliannya," ungkap Solihin.
Simak Video "Video: Rincian Sumber Uang Rp 11,8 T Disita di Kasus Korupsi Minyak Goreng"
[Gambas:Video 20detik]
(hal/zlf)