Berawal Bohongi Orang Tua, Toto Sugiri Menjelma Jadi 'Bill Gates' RI

Berawal Bohongi Orang Tua, Toto Sugiri Menjelma Jadi 'Bill Gates' RI

Aulia Damayanti - detikFinance
Selasa, 01 Feb 2022 10:23 WIB

Seiring berjalannya waktu, Toto ikut bekecimpung ke perusahaan keluarganya yakni Bank Bali. Di sana, Toto bertugas membuat software untuk bank tersebut. Di perusahaan itu, Toto hanya bertahan enam tahun, tepatnya sampai tahun 1989.

Mulailah, Toto dengan beberapa temannya membangun perusahaan. Di sinilah awal mula akhirnya perusahaan pertama di bangun yakni Sigma Cipta Caraka. Saat itu, perusahaannya hanya untuk membuat software, belum menuju layanan data center.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat krisis 1998, Sigma juga mendapatkan dampak yang luar biasa. Mengingat saat itu konsumen dari Sigma, sebagian besar adalah bank.

"Tetapi perusahaan kita nggak apa-apa. Karena kita nggak punya utang, punya cukup tabungan untuk lebih survive. sampai satu titik 98 itu sudah deh simplelah pemikirannya, capek nih ngeluh mulu," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Saat itulah Bali Camp terbentuk, di mana tempat itu merupakan software developer campus dan merekrut programmer. Tetapi perjalanan bisnisnya tidak semulus itu. Bali Camp harus ditutup setelah ada tragedi Bom Bali pada 2002.

Mengutip Forbes, pada 2008 Toto memutuskan menjual 80% sahamnya di Sigma ke Telekomunikasi Indonesia (Telkom) senilai US$ 35 juta. Dua tahun kemudian dia menjual Sigma hingga berpikir mau pensiun. Tetapi pada 2011 dia melihat peluang saat pemerintah membuka pintu untuk memperkuat pusat data negara.

Toto pun meluncurkan DCI Indonesia. Untuk menarik klien terbesar dan terbaik, ia memastikan DCI mendapatkan sertifikasi Tier IV, klasifikasi tertinggi industri pusat data global pada tahun 2014.

Kini, Toto tercantum dalam daftar orang terkaya nomor 19 di Indonesia. Forbes mencatat jumlah hartanya mencapai US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 35 triliun (kurs Rp 14.300).


(eds/eds)

Hide Ads