Harga minyak goreng di Indonesia sedang tidak bersahabat di kantong masyarakat. Melonjaknya harga minyak goreng turut menyebabkan pengeluaran rumah tangga petani meningkat.
Hal itu tercermin dari indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk bulan Januari 2022. Indeks Ib naik 0,50% menjadi 109,67. Sederhananya, Ib menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik untuk konsumsi maupun proses produksi pertanian.
"Komponen indeks harga yang dibayar petani yang juga menyebabkan kenaikan harga di sana terutama disumbang oleh daging ayam ras, beras, minyak goreng, dan rokok kretek filter. Ini yang juga menyebabkan indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan 0,50%," kata Kepala BPS Margo Yuwono, Rabu (2/2/2022).
Sementara indeks harga yang diterima petani (It) naik 0,81% menjadi 119,18. It adalah indeks yang berkebalikan dengan Ib, yaitu menunjukkan harga produsen atas hasil produksi petani.
"Penyebab indeks harga yang diterima petani meningkat cukup tinggi, disebabkan beberapa komoditas yang harganya cukup meningkat adalah gabah, kepala sawit, kemudian ayam ras pedaging dan kopi," jelasnya.
Jadi, nilai tukar petani (NTP) pada Januari 2022 adalah 108,67 atau naik 0,30% dibandingkan posisi Desember 2021.
"Indeks harga yang diterima petani sebesar 119,18, sementara indeks harga yang dibayar petani adalah 109,67 sehingga rasio (NTP) itu sebesar 108,67. Kalau kita bandingkan Desember 2021 terjadi kenaikan 0,30%. Hal ini dikarenakan kenaikan indeks yang diterima petani lebih tinggi daripada indeks yang harus dibayar oleh petani," tambahnya.
Baca juga: Pengumuman! Inflasi Januari 2022 0,56% |
Simak Video "Warga Serbu Pasar Murah Minyak Goreng Minyakita di Parepare!"
[Gambas:Video 20detik]
(toy/das)
