Sri Mulyani Ungkap Bisnis yang Masih Ambyar Dihantam Pandemi, Ini Daftarnya

Sri Mulyani Ungkap Bisnis yang Masih Ambyar Dihantam Pandemi, Ini Daftarnya

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 02 Feb 2022 16:20 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani didampingi anggota dewan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan kerangka kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM PPKF) tahun 2022, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (20/05/2021).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan masih ada usaha yang belum tumbuh kuat usai dihantam pandemi COVID-19. Setidaknya ada 25 lebih sektor yang pertumbuhannya di bawah level pra-pandemi.

Sri Mulyani mengatakan sektor ini memang sangat bergantung pada situasi pandemi COVID-19 dan ketahanan laju masyarakat. Jika jumlah kasus tinggi dan kegiatan terbatas, mereka sulit bertahan.

"Beberapa industri ini terlihat berkaitan erat dengan pandemi. Kalau pandeminya bisa terjaga, ketahanan masyarakat naik atau cukup kuat, maka berbagai jasa seperti ini pasti akan kembali dengan adanya normalisasi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, Rabu (2/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri Mulyani membeberkan sektor yang pertumbuhannya masih berada di bawah level sebelum pandemi yakni jasa pendidikan, jasa angkutan laut, jasa keuangan lainnya, industri mesin, industri manufaktur lain, industri kulit dan alas kaki, serta industri perdagangan mobil dan motor.

Lalu industri kertas, industri kayu, jasa lainnya, industri semen, alat angkut, pengadaan gas, pelayanan makanan dan minuman, tembakau, industri batu bara, migas, industri karet, dan pertambangan migas.

ADVERTISEMENT

Kemudian industri barang logam elektronik, industri tekstil pakaian jadi, angkutan sungai, pergudangan, akomodasi, angkutan rel, dan angkutan udara.

"Penyediaan makanan dan minuman berarti seperti restoran, masih left behind dan ini yang kemudian kita perlu memberikan perhatian," ucap Sri Mulyani.

Sektor usaha yang sudah pulih di halaman berikutnya.

Sektor Usaha yang Pulih

Di sisi lain, ada beberapa sektor yang sudah pulih yaitu pertambangan logam, jasa kesehatan, perkebunan, industri kimia dan farmasi, jasa informasi dan komunikasi, industri logam dasar, dan jasa pertanian.

Lalu, hortikultura, pengelolaan air dan limbah, industri makanan dan minuman, tanaman pangan, jasa penunjang keuangan, industri pertambangan secara umum termasuk batu bara, perbankan, real estat, kehutanan, ketenagalistrikan, serta perdagangan besar dan eceran.

Kemudian, industri asuransi dan dana pensiun, industri perikanan, industri furnitur, penggalian, konstruksi, peternakan, dan angkutan darat. Beberapa industri tersebut didukung oleh kebijakan fiskal maupun paket kebijakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

"Seperti industri otomotif dan perumahan yang sudah diberi insentif, baik dari sisi PPnBM maupun PPN DTP, di-combine dengan kebijakan Pak Perry (makroprudensial) dan Pak Wimboh (mikroprudensial) dari sisi ATMR. Ini diharapkan bisa mengungkit sektor yang kita anggap punya multiplier," tandas Sri Mulyani.


Hide Ads