Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan masih ada usaha yang belum tumbuh kuat usai dihantam pandemi COVID-19. Setidaknya ada 25 lebih sektor yang pertumbuhannya di bawah level pra-pandemi.
Sri Mulyani mengatakan sektor ini memang sangat bergantung pada situasi pandemi COVID-19 dan ketahanan laju masyarakat. Jika jumlah kasus tinggi dan kegiatan terbatas, mereka sulit bertahan.
"Beberapa industri ini terlihat berkaitan erat dengan pandemi. Kalau pandeminya bisa terjaga, ketahanan masyarakat naik atau cukup kuat, maka berbagai jasa seperti ini pasti akan kembali dengan adanya normalisasi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, Rabu (2/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani membeberkan sektor yang pertumbuhannya masih berada di bawah level sebelum pandemi yakni jasa pendidikan, jasa angkutan laut, jasa keuangan lainnya, industri mesin, industri manufaktur lain, industri kulit dan alas kaki, serta industri perdagangan mobil dan motor.
Lalu industri kertas, industri kayu, jasa lainnya, industri semen, alat angkut, pengadaan gas, pelayanan makanan dan minuman, tembakau, industri batu bara, migas, industri karet, dan pertambangan migas.
Kemudian industri barang logam elektronik, industri tekstil pakaian jadi, angkutan sungai, pergudangan, akomodasi, angkutan rel, dan angkutan udara.
"Penyediaan makanan dan minuman berarti seperti restoran, masih left behind dan ini yang kemudian kita perlu memberikan perhatian," ucap Sri Mulyani.
Sektor usaha yang sudah pulih di halaman berikutnya.