Inflasi Turki Meroket Nyaris 50%, Tertinggi Dalam 2 Dekade

Inflasi Turki Meroket Nyaris 50%, Tertinggi Dalam 2 Dekade

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 03 Feb 2022 21:45 WIB
Turkish Flag on cloudy blue sky.The flag is waving due to heavy wind.On the background white clouds are seen.Up right side of frame is blue sky.No people are seen in frame.
Ilsutrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/selimaksan
Jakarta -

Inflasi Turki secara tahunan berada di level tertinggi dalam 20 tahun. Inflasi meroket nyaris 50% atau tepatnya 48,7% pada Januari 2022.

Berdasarkan Institut Statistik Turki, harga barang konsumen melonjak 11,1% dibanding bulan sebelumnya. Capaian itu lebih tinggi dari prediksi analis yang diperkirakan antara 9-10%.

Di sisi lain, nilai tukar Lira merosot 44% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tahun lalu. Hal ini dipicu oleh penolakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk menaikkan suku bunga karena inflasi secara konsisten naik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil eksperimen kebijakan moneter Erdogan yang gagal," kata Ahli Strategi Pasar Negara Berkembang di BlueBay Asset Management, Timothy Ash dikutip dari CNBC, Kamis (3/2/2022).

Turbulensi mata uang telah memukul masyarakat karena nilai gaji mereka turun. Di sisi lain biaya barang dan energi meningkat secara dramatis.

ADVERTISEMENT

Erdogan berargumen bahwa menaikkan suku bunga sebenarnya memperburuk inflasi daripada menjinakannya. Bank sentral Turki telah memangkas suku bunga sebesar 500 basis poin sejak September menjadi 14%.

"Sulit untuk melihat bagaimana CBRT (bank sentral Turki) dapat memangkas inflasi ketika tidak dapat menaikkan suku bunga dan Erdogan akan fokus mencoba meningkatkan pertumbuhan kredit lagi untuk meningkatkan popularitasnya menjelang pemilihan," tambahnya.

(aid/ara)

Hide Ads