2. Tak Cukup untuk Hidup Sebulan?
Wardi, salah satu pekerja di Kota Pelajar itu mengaku memang masih menerima gaji sebesar UMP. Uang segitu kata dia, hanya cukup untuk bertahan Hidup pas-pasan di Yogyakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ditanya cukup, mungkin cukup. Tapi ya untuk bertahan hidup saja. Bahkan buat yang single saja kadang masih kurang," tutur dia saat berbincang dengan detikcom, Kamis (3/2/2018).
Ia lantas merinci komponen pengeluarannya. Dari Rp 1.840.915, sekitar Rp 600.000 harus ia alokasikan untuk biaya kos. "Itu kosongan, artinya, tanpa perabot ya," aku dia.
Pengeluaran rutin lainnya adalah untuk bahan bakar. Dalam sebulan, sedikitnya ia harus merogoh Rp 200.000-300.000 untuk membeli BBM agar sepeda motornya bisa melaju mengantarnya dari kos ke tempat kerja.
Itu belum termasuk biaya perawatan rutin dan ganti oli minimal Rp 100.000/bulan. Dari sini saja, bila ditotal Wardi harus merogoh sekitar Rp 1.000.000 untuk biaya kos, BBM hingga perawatan kendaraan. Itu belum termasuk biaya makan. Dengan kondisi saat ini, biaya hidup di kota gudeg itu sebenarnya tak bisa lagi dibilang murah.
"Sehari makan Rp 20 ribu. Dikalikan saja dengan 30 hari," tutur dia.
Dengan perhitungan itu, setidaknya ia harus mengeluarkan Rp 600 ribu setiap bulannya untuk kebutuhan makan. Masih ada lagi pengeluaran Rp 100.000/bulan untuk internet. Itu belum termasuk pengeluaran tak terduga dari mulai parkir di minimarket hingga pengeluaran lain-lain seperti hiburan.
Senasib dengan Wardi, ada Tabah Sukma yang juga masih menerima gaji UMP Yogyakarta. Menurut Tabah, gaji sebesar itu hanya cukup untuk bertahan hidup dirinya yang masih berkuliah.
Agar bisa menabung, ia langsung memotong gaji bulanannya Rp 200.000 di tanggal gajian. Setelah itu, ia baru membagi-bagi pos pengeluaran lainnya seperti internet, BBM hingga uang jajan.
"Internet Rp 120.000/bulan, kuliah Rp 625.000/bulan, bensin kurang lebih Rp 100-150 ribu/bulan. Kalau makan, jajan, main, nggak nentu sih, tapi kalau dirata-rata Rp 10-15 ribu bulan," tutur dia.
Dengan rincian itu, berarti setiap bulan dirinya harus menyisihkan gajinya sebesar Rp 1.345.000. Tapi ada yang belum dihitung dari pengeluaran bulanan kaum pekerja muda di Yogyakarta.
"Ada biaya sosial yang sebenarnya itu kadang-kadang nggak terduga," sebut dia.
Biaya sosial yang dimaksud adalah pengeluaran yang perlu disiapkan untuk menghadiri pernikahan teman. Meski berat, namun ini jadi pengeluaran yang bisa dibilang perlu alokasi khusus.
3. Idealnya Rp 2,5-3 Juta
Dengan sederet pengeluaran yang untuk pekerja lajang saja sudah cukup mepet, lantas berapa sih upah minimum yang ideal untuk Yogyakarta?
Wardi, seorang warga Yogyakarta yang saat ini masih menerima gaji UMP mengatakan, idealnya gaji untuk pekerja baru di Yogyakarta adalah sebesar Rp 3 juta/bulan.
"Kalau nggak ada kerjaan sampingan, kita ya cuma bertahan hidup saja sebulan dengan UMR. Idealnya Rp 3 juta lah sebulan," tegas Wardi.
Setidaknya angka itu ideal agar para pekerja ini memperoleh hidup layak dan dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.
"Rp 3 juta itu sudah bisa memenuhi komponen hidup layaklah ya," sebut dia.
Besaran itu diamini pekerja muda lainnya di Kota Gudeg itu, Tabah Sukma. Menurut Tabah, bila punya penghasilan yang lebih memadai, pekerja muda di Yogya bisa memenuhi kebutuhan dasarnya dengan baik dan lebih mandiri.
"Jadi memang kalau bicara UMP itu kurang sekali ya. Harapannya bisa seperti daerah lain lah, minimal Rp 2,5-3 juta per bulan. Itu baru bisa napas," tandas dia.
(dna/fdl)