Omicron Telan Banyak Korban, Ekonomi AS Jadi Susah Sembuh

Omicron Telan Banyak Korban, Ekonomi AS Jadi Susah Sembuh

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 04 Feb 2022 09:42 WIB
WASHINGTON, DC - DECEMBER 24:  Trash begins to accumulate along the National Mall near the Washington Monument due to a partial shutdown of the federal government on December 24, 2018 in Washington, DC. The partial shutdown will continue for at least a few more days as lawmakers head home for the holidays as Democrats and the Trump administration cannot agree on an amount of funding for border security. (Photo by Win McNamee/Photo by Win McNamee/Getty Images)
Foto: Getty Images
Jakarta -

Varian Omicron dinilai dapat menjadi batu sandungan bagi Amerika Serikat (AS) dalam memulihkan kondisi perekonomian mereka. Hal ini nampak dari bagaimana varian COVID-19 tersebut menyebabkan masalah pada sektor ketenagakerjaan di AS.

Melansir dari CNN, Jumat (4/2/2022), Jared Bernstein selaku anggota Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih mengatakan bahwa jumlah lapangan pekerjaan yang dapat ditambahkan pada awal 2022 bisa sangat rendah karena Omicron.

Dalam beberapa minggu terakhir, varian yang sangat menular ini menyebabkan jutaan pekerja AS jatuh sakit. Dalam beberapa kasus para pekerja ini terpapar omicron saat sedang bekerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gelombang Omicron di AS sendiri baru dimulai pada Desember kemarin. Namun dampak penuhnya mungkin akan terlihat dalam data ekonomi untuk awal tahun 2022.

Laporan pekerjaan Desember menunjukkan ekonomi AS menambahkan 199.000 pekerjaan, tetapi itu didasarkan pada survei yang dilakukan sebelum gelombang Omicron meningkat. Itu sebabnya para ekonom memprediksi bahwa data pekerja Januari akan terlihat lebih buruk.

ADVERTISEMENT

"Ternyata puncak kasus Omicron bertepatan dengan pengumpulan data (Januari) untuk survei penggajian, dan jika Anda tidak bekerja, jika Anda sedang cuti tidak dibayar, Anda tidak dihitung sebagai pekerja. penggajian," kata Bernstein .

Dengan demikian, para pekerja yang terpaksa cuti/berhenti karena Omicron serta mereka yang harus tinggal di rumah untuk merawat kerabat yang sakit atau anak-anak yang pulang dari sekolah dihitung sebagai "pengangguran".

Hal ini sejalan dengan hasil survei Denyut Rumah Tangga Biro Sensus AS terbaru yang menunjukkan bahwa hampir 9 juta pekerja Amerika mengatakan mereka tidak bekerja karena virus, baik itu karena mereka sendiri sakit atau karena mereka harus merawat seseorang di rumah mereka.




(fdl/fdl)

Hide Ads