Jakarta -
Sebuah penelitian dari New Climate Institute menyatakan banyak perusahaan terbesar di dunia gagal memenuhi target dalam mengatasi perubahan iklim, utamanya untuk mencapai nol emisi karbon (net zero emission/NZE). Setidaknya ada 25 perusahaan yang diteliti.
Menariknya, penelitian tersebut menyebut perusahaan-perusahaan itu juga kerap membesar-besarkan atau lebay. Mereka disebut salah dalam melaporkan kemajuan mereka.
Menyadur BBC, Selasa (8/2/2022), Google, Amazon, Ikea, Apple, dan Nestle termasuk di antara perusahaan yang gagal berubah cukup cepat menurut penelitian tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan berada di bawah tekanan untuk mengurangi dampak lingkungan karena semakin banyak konsumen yang menginginkan produk ramah lingkungan.
Dalam laporan itu disebutkan perusahaan-perusahaan yang dianalisis menyumbang 5% dari emisi gas rumah kaca global, yang berarti meskipun mereka memiliki jejak karbon yang besar, mereka memiliki potensi besar untuk memimpin dalam upaya membatasi perubahan iklim.
Penulis studi tersebut, Thomas Day mengatakan bahwa timnya awalnya ingin menemukan praktik yang baik di dunia korporat, tetapi mereka terus terang terkejut dan kecewa dengan integritas keseluruhan klaim perusahaan.
Laporan bertajuk Corporate Climate Responsibility Monitor (CCRM) atau Pemantau Tanggung Jawab Iklim Perusahaan dilakukan oleh organisasi nirlaba New Climate Institute dan Carbon Market Watch. Studi tersebut memberi setiap perusahaan peringkat integritas. Ditemukan bahwa beberapa bekerja relatif baik dalam mengurangi emisi tapi tidak ada yang diberi peringkat integritas tinggi.
Pemeringkatan tersebut dinilai dari berbagai faktor seperti pengungkapan emisi setiap tahun, memberikan perincian sumber emisi, dan mengungkapkan informasi dengan cara yang dapat dimengerti.
Bagaimana tanggapan perusahaan-perusahaan tersebut? Lanjut halaman berikutnya.
Simak juga Video: Gletser di Gunung Everest Mencair Hanya Dalam Waktu 25 Tahun
[Gambas:Video 20detik]
Disimpulkan bahwa secara keseluruhan, strategi yang ada -jika diterapkan- akan mengurangi emisi paling banyak 40%, bukan 100% yang tersirat dalam istilah net zero.
Setidaknya hanya tiga dari 25 perusahaan yang jelas berkomitmen untuk menghilangkan 90% emisi karbon dari produksi dan rantai pasokan mereka. Mereka adalah Maersk, Vodafone, dan Deutsche Telekom.
Cara perusahaan berbicara tentang janji iklim mereka juga merupakan masalah besar menurut studi tersebut. Day menyebut ada kesenjangan besar antara apa yang dikatakan perusahaan dan kenyataan, dan konsumen cenderung merasa sulit untuk menentukan kebenarannya.
"Judul utama yang terdengar ambisius dari perusahaan terlalu sering tidak memiliki substansi yang nyata. Bahkan perusahaan yang kinerjanya relatif baik melebih-lebihkan tindakan mereka," sambungnya.
Dia mengatakan salah satu area yang paling kontroversial adalah apa yang dikenal sebagai emisi hilir atau hulu yang diciptakan oleh aktivitas yang secara tidak langsung terkait dengan perusahaan.
Misalnya, laporan tersebut mengatakan 70% dari jejak iklim Apple diciptakan oleh emisi hulu, termasuk konsumsi listrik oleh konsumen yang menggunakan ponsel Apple, laptop, dan produk lainnya. Banyak perusahaan tidak memasukkan emisi ini dalam rencana iklim mereka.
Daftar lengkap perusahaan yang dianalisis adalah Maersk, Apple, Sony, Vodafone, Amazon, Deutsche Telekom, Enel, GlaxoSmithKline, Google, Hitachi, Ikea, Vale, Volkswagen, Walmart, Accenture, BMW Group, Carrefour, CVS Health, Deutsche Post DHL, E.On SE, JBS, Nestle, Novartis, Saint-Gobain, Unilever.
Beberapa perusahaan mengatakan bahwa mereka tidak setuju dengan beberapa metode yang digunakan dalam laporan tersebut, dan mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk mengambil tindakan untuk mengekang perubahan iklim.
Amazon menyatakan telah menetapkan target ambisius karena pihaknya tahu bahwa perubahan iklim adalah masalah serius, dan tindakan yang diperlukan sekarang lebih dari sebelumnya.
"Sebagai bagian dari tujuan kami untuk mencapai nol karbon pada tahun 2040, Amazon sedang berjalan untuk mendukung operasi kami dengan 100% energi terbarukan pada tahun 2025," kata Amazon dalam pernyataannya.
Sementara Nestle menyatakan pihaknya menyambut pengawasan atas tindakan dan komitmen perusahaan terhadap perubahan iklim.
"Namun, laporan Corporate Climate Responsibility Monitor (CCRM) dari New Climate Institute kurang memahami pendekatan kami dan mengandung ketidakakuratan yang signifikan," tegas Nestle.
Ikea mengatakan kepada BBC News bahwa pihaknya menyambut baik dialog dan pengawasan terhadap komitmen dan tujuan iklim perusahaan.
"Laporan baru oleh New Climate Institute adalah tambahan yang konstruktif untuk ini," papar Ikea.
Dan Unilever berkomentar bahwa pihaknya berbagi perspektif yang berbeda tentang beberapa elemen laporan tersebut. Namun pihaknya menyambut baik laporan itu.
"Kami menyambut baik analisis eksternal tentang kemajuan kami dan telah memulai dialog yang produktif dengan New Climate Institute untuk melihat bagaimana kami dapat mengembangkan pendekatan kami secara bermakna," tuturnya.
Google mengatakan pihaknya dengan jelas mendefinisikan ruang lingkup komitmen iklim perusahaan dan secara teratur melaporkan kemajuannya dalam Laporan Lingkungan tahunan, di mana data energi dan emisi gas rumah kaca dijamin oleh auditor independen, Ernst & Young.
Apple tidak menanggapi langsung laporan tersebut tetapi mengatakan bahwa pihaknya memiliki rencana untuk mengurangi jejak karbonnya.