Pemerintah menyiapkan anggaran untuk program kartu Prakerja di tahun 2022 sebesar Rp 11 triliun. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan anggaran yang tersedia di tahun-tahun sebelumnya yang mencapai Rp 20 triliun.
"Pemerintah berkomitmen dalam bentuk anggaran kepada program kartu prakerja ini di tahun 2020, pemerintah menganggarkan Rp 20 triliun. Di tahun 2021, juga 21 triliun dan di tahun 2022 ini dianggarkan Rp 11 triliun," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto dalam acara Impact Evaluation of Kartu Prakerja as COVID-19 Recovery Program, Rabu (09/02/2022).
Menurut Menko Airlangga, saat ini sudah ada 11,4 juta jiwa penerima program kartu prakerja yang berasal dari 514 Kabupaten kota, dengan pendidikan yg beragam, dari SD hingga sarjana, dan juga dari penyandang disabilitas hingga purna pekerja migran Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mundur sedikit di tahun 2021, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, bahwa pemerintah menambah Rp 10 triliun untuk anggaran program Kartu Prakerja. Sehingga, anggaran tahun lalu sama dengan tahun 2020 yaitu Rp 20 triliun.
"Bapak presiden memutuskan program Prakerja dinaikkan dua kali lipat. Jadi tadinya Rp 10 triliun tahun ini, supaya disamakan dengan tahun lalu menjadi Rp 20 triliun. Jadi kita tambahkan Rp 10 triliun," kata Sri Mulyani saat rapat kerja (raker) bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tentang realisasi APBN tahun 2020 termasuk realisasi PEN dan pelaksanaan APBN tahun 2021 yang dilaksanakan secara virtual, Rabu (27/1/2022) lalu.
Pada tahun 2021, pemerintah mengalokasikan anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) sebesar Rp 533,1 triliun pada tahun 2021. Anggaran tersebut tersebar untuk klaster kesehatan Rp 104,70 triliun, klaster perlinsos sebesar Rp 150,96 triliun, klaster program prioritas Rp 141,36 triliun, klaster dukungan UMKM dan pembiayaan korporasi sebesar Rp 156,06 triliun.
Besaran anggaran PEN di tahun ini tidak berbeda jauh dari tahun 2020 yang realisasinya sebesar Rp 579,78 triliun atau 83,4% dari total Rp 695,2 triliun.
(dna/dna)