Pandemi COVID-19 membuat perekonomian Indonesia jadi lesu. Pemerintah sudah melakukan berbagai cara untuk mengembalikan ekonomi Indonesia, salah satunya dengan memberikan bantuan sosial (bansos).
Sebelumnya, pembagian bansos diberikan secara online, misalnya, Kartu Prakerja dengan mendaftarkan diri lewat situs resmi prakerja.go.id dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) UMKM dengan mendaftar ke dinas bidang koperasi daerah masing-masing.
Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan BLT sebesar Rp 600 ribu secara langsung kepada pedagang kaki lima, pedagang pasar, pemilik warung, hingga nelayan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal menilai bagi-bagi bansos secara langsung ini kurang terlaksana dengan baik, sehingga mempengaruhi efektivitas terhadap penerima bansos yang belum tepat.
"Ya memang kalau kita melihat praktik seperti itu banyak sekali terjadi bukan hanya oleh presiden tapi juga para pimpinan daerah dan saya rasa itu yang kurang tepat dilakukan," kata Faisal saat dihubungi oleh detikcom, Jumat (11/2/2022).
Menurutnya, cara bansos ini dibagikan masih kurang tepat, karena malah menimbulkan kerumunan di tengah lonjakan COVID-19. Selain itu juga perlu ada prosedur sehingga dapat dipastikan untuk diberikan kepada orang-orang yang benar-benar membutuhkan.
"Jadikan memang ada verifikasi, Kemudian dalam kondisi seperti sekarang tidak mengundang kerumunan, karena kita sedang dalam pelonjakan COVID-19," tambahnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya.