Kementerian Perdagangan mengungkap harga tahu dan tempe diprediksi naik beberapa bulan ke depan. Ada beberapa penyebab yang memicu hal tersebut, salah satunya inflasi di Amerika Serikat (AS) yang telah mencapai 7%.
"Inflasi di Amerika capai 7% berdampak pada kenaikan harga input produksinya. Belum lagi, ada shortage tenaga kerja, kenaikan biaya lahan, dan ketidakpastian cuaca di negara produsen yang sebabkan petani kedelai di Amerika naikkan harga," ungkap Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan, dalam konferensi pers virtual, Jumat (11/2/2022).
Selain itu, penyebab terbesar harga tahu dan tempe dalam negeri akan naik karena Indonesia ketergantungan impor kedelai sebagai bahan baku kedua komoditas pangan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Oke, produksi kedelai dalam negeri tak bisa mencukupi kebutuhan kedelai yang ada. Dia memaparkan setidaknya 80% kebutuhan kedelai dipasok dari impor, termasuk untuk sebagian besar produksi tahu dan tempe di tengah masyarakat.
"Kami komunikasikan ke masyarakat memang pada saat ini karena Indonesia sangat besar tergantung dari kedelai impor dan produksi dalam negeri tak support sepenuhnya kebutuhan. Kebutuhan kedelai 80% dipasok dari impor," jelasnya.
Belum lagi, kondisi kedelai di dunia juga tengah mengalami gangguan pasokan, seperti di Brasil. Oke menjelaskan, produksi kedelai di negara itu menurun signifikan.
(ara/ara)