Hacker Gentayangan Sasar Lembaga Keuangan, Bagaimana Cara Libasnya?

Hacker Gentayangan Sasar Lembaga Keuangan, Bagaimana Cara Libasnya?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 14 Feb 2022 16:47 WIB
Buru Hacker DarkSide, AS Tawarkan Hadiah Setara Ratusan Miliar Rupiah Bagi Pemberi Informasi
Foto: DW (SoftNews)
Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti aktivitas kejahatan pencurian data yang dilakukan para penjahat digital atau hacker di lembaga keuangan Indonesia yang dianggap sudah gentayangan dalam beberapa waktu terakhir.

Ketua DK OJK Wimboh Santoso memaparkan, di saat transaksi digital pasar keuangan meningkat pesat saat pandemi covid-19, ada risiko tinggi yang juga menyertai. Salah satunya mengenai keamanan data konsumen atau nasabah perbankan.

Lalu bagaimana cara mengatasinya?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penggunaan teknologi robotic mulai diadopsi oleh para perusahaan kekinian. Salah satu fungsinya meminimalisir risiko penipuan dalam transaksi.

Robotic Process Automation (RPA) menjadi salah satu bentuk digital transformation yang dirasa dapat mendukung efisiensi. Dengan kemampuan self-learning dan otomatisasi kognitif, RPA dapat membantu pelaku usaha dalam menurunkan paparan risiko dan durasi yang diperlukan dalam prosedur operasional.

ADVERTISEMENT

Head of Governance Risk Control & Technology Consulting RSM Indonesia Angela Simatupang menjelaskan bahwa teknologi bisa membuat organisasi menjadi lebih efisien, bisa digunakan untuk mengidentifikasi berbagai opportunity baik untuk cost saving, potential revenue.

Bahkan berdasarkan survey, mulai banyak organisasi yang menggunakan data analytics, artificial intelligence, RPA, untuk mengurangi potensi fraud.

''RPA bisa support efisiensi dalam bentuk cost saving dan time saving, governance, juga compliance. Implementasinya perlu perencanaan yang baik. Umumnya akan kurang berhasil bila hanya langsung ke technology dan mem-bypass strategic planning serta governance framework," jelasnya dalam keterangan tertulis dikutip Minggu (13/2/2022).

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Lebih dalam, RPA adalah sebuah kode komputer yang diprogram untuk menggantikan manusia melakukan tugas berbasis aturan secara berulang di berbagai aplikasi yang memiliki fungsi berbeda. Namun, RPA bukanlah bot, artificial intelligence, maupun pengenal suara. RPA memahami apa yang ada di layar perangkat, memproses opsi dan navigasi yang tepat, mengidentifikasi dan menarik data, serta memproses secara otomatis (seperti mengakses galeri atau lokasi dalam perangkat).

Saat ini RPA telah digunakan di berbagai sektor finansial dimana proses pinjaman uang dari semula 45 menit menjadi 1 menit saja. Demikian pula berhasil mengoptimalkan 50 sistem kerja yang rumit. Ada juga yang memanfaatkan RPA untuk mengurangi waktu memproses sebesar 60%, dan mampu mengurangi beban kerja.

"Di sektor finansial kegunaan RPA antara lain mengelola customize customer data, trading, ketentuan pelaporan, proses invoice, manajemen otoritas dan IT, penutupan produk digital saat stok habis, audit sekuritas dan pendaftaran data," jelas Technology Consulting Partner RSM Indonesia Resdy Benyamin.

Lebih lanjut CEO & Founder Deltadata Mandiri Steven Law menambahkan bahwa proses RPA itu lebih dari sekedar membuat bot, namun memastikan bahwa semua data terintegrasi dengan baik, berkualitas dan memiliki governance yang baik. Untuk menjamin bahwa RPA bisa berjalan dan efektif, akan dibuat scoring, identifikasi proses mana saja yang bisa dibuat automation. Tapi kembali lagi, tanpa analisis, perencanaan, dan assessment yang baik, RPA hanya akan bersifat short term.


Hide Ads