Pengusaha Minta Transaksi Pakai Uang Lokal Diperluas ke India-Rusia

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 16 Feb 2022 16:14 WIB
Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta kerja sama transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal (Local Currency Settlement/LCS) diperluas. Hal ini dinilai perlu dilakukan ke negara yang mempunyai peran besar dalam perdagangan dan investasi dengan Indonesia.

Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani meminta LCS diperluas antara lain ke India, Korea Selatan (Korsel), Arab Saudi, hingga Rusia. Sekarang baru 4 negara yang sudah menerapkan kebijakan ini yaitu Malaysia, Thailand, Jepang dan China.

"Diperluas negara yang ikut. Tadi sempat disebut ada India, Korsel, Saudi mungkin, Rusia, lalu negara lain yang kita pandang punya potensi yang besar sama kita. Itu bagus," kata Hariyadi dalam Side Event Presidensi G20 Indonesia, Rabu (16/2/2022).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), porsi ekspor Indonesia ke India mencapai US$ 1,04 miliar atau 5,68% pada Januari 2022. India menjadi pangsa ekspor terbesar keempat Indonesia, setelah China, AS, dan Jepang.

Sementara Korsel berada pada urutan keenam dengan pangsa mencapai US$ 740 juta atau 4,03% dari total ekspor Indonesia per Januari 2022. Untuk itu, negara tersebut diprediksi mampu meningkatkan transaksi LCS karena berkaitan erat dengan Indonesia dari sektor perdagangan maupun investasi.

"Seperti Rusia kalau pake dolar AS kena office of the foreign asset control. Nah, kita perluas saja dengan Rusia yang jelas-jelas ya itu juga akan membantu proses (perluasan LCS)," tutur Hariyadi.

Sebagai pengusaha, Hariyadi mengaku sangat terbantu dengan adanya penerapan LCS ini. Dia juga melihat bahwa kesadaran akan LCS sudah semakin tinggi, dilihat dari para pelaku usaha yang sadar bahwa penerapannya lebih efisien.

"Saya sebagai pelaku usaha lebih pilih itu (LCS) karena lebih efisien. Kecuali bagi mereka yang memang belum memiliki LCS, itu lain cerita ya," imbuhnya.

Implementasi kerja sama LCS sebagai salah satu upaya berkelanjutan bank sentral untuk mendorong penggunaan mata uang lokal yang lebih luas dalam penyelesaian transaksi perdagangan dan investasi langsung dengan berbagai negara mitra.

Lewat LCS, negara-negara termasuk Indonesia bisa mengurangi ketergantungan transaksi Internasional menggunakan dolar AS. Jadi ketika dunia usaha ingin melakukan aktivitas ekspor impor, maka tidak perlu lagi menukarkan uang ke dolar AS.



Simak Video "Video Ketua MPR soal Rupiah Nyaris Rp 17 Ribu Per USD: Momentum Tingkatkan Ekspor"

(aid/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork