Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang buruk bagi ekonomi. Kini negara-negara di dunia mulai mengejar dan mengupayakan pemulihan ekonomi imbas dari krisis yang terjadi karena pandemi COVID-19.
Namun, menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu ada dua faktor akan mempersulit momentum pemulihan ekonomi di dunia, yaitu gelombang COVID-19 dan munculnya varian baru.
"Konon, momentum pemulihan akan sulit dipertahankan dengan lebih seringnya gelombang infeksi dan varian virus muncul kembali," ungkap Febrio dalam webinar Post-Pandemic Infrastructure and Global Public Goods in the G20, Jumat (18/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lagi, telah terjadi perbedaan kapasitas dalam rangka menangani pandemi COVID-19 pada berbagai negara di dunia. Utamanya dalam rangka pemberian vaksin kepada masyarakatnya.
"Tingkat vaksinasi negara-negara maju jauh di atas negara-negara berkembang, menunjukkan ketidakseimbangan akses ke vaksin COVID-19," kata Febrio.
Nah, vaksinasi menurutnya menjadi salah satu cara untuk mengurangi dua ancaman pemulihan ekonomi yang disebutkan olehnya. Tanpa vaksinasi yang memadai, sebuah negara akan kesulitan mengupayakan pemulihan ekonomi.
"Tanpa vaksinasi yang memadai negara-negara berkembang termasuk Indonesia akan menghadapi situasi yang lebih sulit dalam memerangi pandemi dan kemungkinan akan melihat mutasi pandemi COVID-19 yang tiada henti," ujar Febrio.
Namun, tantangan ekonomi dunia pun tak berhenti di situ saja. Menurutnya masih ada hal lain yang perlu diwaspadai, misalnya saja ketegangan geopolitik dan ancaman dampak perubahan iklim.