Perajin Tahu Tempe Mogok Gegara Kedelai Mahal, Apa Solusi Kementan?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 19 Feb 2022 19:34 WIB
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Harga kedelai melonjak bikin pusing perajin tahu tempe. Mereka pun akan mogok produksi selama 3 hari, Senin-Rabu (21-23 Februari)

Sampai saat ini, kebutuhan kedelai untuk industri tahu dan tempe sendiri memang dipenuhi dari impor. Kementerian Pertanian pun mengakui produksi kedelai dalam negeri terbatas, sehingga pemasukan kedelai impor jadi jalan keluar pemenuhan kebutuhan kedelai dalam negeri.

Direktur Aneka Kacang dan Umbi Yuris Tiyanto mengatakan pihaknya sedang melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan produksi kedelai nasional. Salah satunya mendorong petani kembali tertarik menanam kedelai.

Dia mengatakan di tahun 2022 Kementerian Pertanian memfasilitasi pengembangan kedelai seluas 52 ribu hektare. Di sisi lain, pihaknya juga mengajak peran off taker sebagai pembeli pasti kedelai.

"Strateginya, salah satunya dengan menggandeng off taker sebagai avalis pembiayaan. Dengan menggandeng offtaker, maka dimungkinkan untuk menjadi penjamin untuk pembiayaan KUR," papar Yuris dalam keterangannya, dikutip Sabtu (19/2/2022).

Lahan pertanaman kedelai yang disiapkan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Beberapa lahan tersebut akan berada antara lain di Provinsi Sulawesi Selatan, DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Lampung, Jambi dan Banten.

"Kita akan tanam di sentra yang sudah ada, Kita harapkan produktivitas bisa ditingkatkan, selama ini kuncinya ada di ketersediaan benih. Dengan pengawalan ketat akan dilakukan tanam di lahan kering, sebagian tumpang sisip dengan jagung, tebu dan kelapa sawit sebelum 4 tahun," jelas Yuris.

Sebagai informasi, menurut Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifuddin 90% kebutuhan kedelai untuk produksi tempe dan tahu dipenuhi dari kedelai impor. Makanya saat harga kedelai mahal, harga tahu dan tempe juga ikutan mahal.

"Dari 3 juta ton per tahun kebutuhan kedelai untuk tahu dan tempe, 90% itu impor. Produk lokal 300-400 ribu ton per tahun. Makanya harga kami ikuti global, jadi ya kalau dia mahal ya kami mahal," ungkap Aip kepada detikcom, Senin (14/2/2022).

Menurut Aip kedelai lokal bisa digunakan untuk memproduksi tahu dan tempe, tapi hal itu tidak memungkinkan. Alasannya, pertama karena jumlah produksi kedelai lokal jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan para perajin.




(hal/hns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork