RI Jajaki Kerjasama 4 Negara untuk Pembangkit Nuklir
Senin, 15 Mei 2006 18:49 WIB
Jakarta - Indonesia tampaknya kian mantap membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). RI bahkan kini tengah menjajaki kerjasama dengan empat negara untuk merealisasikannya, yakni dengan Prancis, Jepang, Korsel, dan Amerika Serikat (AS).PLTN itu diharapkan sudah bisa berdiri pada tahun 2015. "Nah, kalau pembangunan tenaga nuklir ini mengambil waktu sekitar enam tahun, pembangunan itu harus sudah dimulai pada 2009," ujar Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/5/2006).Dan untuk merealisasikannya, maka pemerintah dalam kurun waktu dua tahun ke depan akan mempersiapkan secara benar pembangunan PLTN yang rencananya akan berlokasi di Gunung Muria.Pemerintah, lanjut Purnomo, sudah melakukan penelitian di wilayah Peninsula Muria tersebut. "Sekarang kita tidak sadar bahwa kita sudah pasang alat berpuluh-puluh bulan di sana untuk mengevaluasi apakah ada gerakan-gerakan tanah yang nantinya membahayakan," ungkapnya.Hasilnya? "Ternyata sampai sekarang, kesimpulannya dari alat monitoring kita itu menunjukkan bahwa daerah itu stabil untuk pembangkit listrik tenaga nuklir," jelas Purnomo.Mengenai biaya pembangunan PLTN berkapasitas 1.000 megawatt (MW) itu diperkirakan membutuhkan dana sekitar US$ 100 ribu/MW. "Jadi memang tinggi. Capital cost-nya tinggi, tapi fuel cost-nya rendah," katanya.Purnomo membandingkan, biaya yang dikeluarkan untuk PLTN ini ternyata lebih rendah dari pembangkit batubara. Untuk biaya bahan bakar nuklir hanya US$ 3 sen per KWH, sementara batubara mencapai US$ 4 sen per KWH. "Jadi memang lebih murah kalau menggunakan nuklir itu," tandasnya.
(qom/)