Rusia Dibanjiri Sanksi AS-Eropa, Putin Balik Melawan!

Rusia Dibanjiri Sanksi AS-Eropa, Putin Balik Melawan!

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 24 Feb 2022 10:16 WIB
Russian President Vladimir Putin listens to a journalists question during a joint news conference with Hungarys Prime Minister Viktor Orban following their talks in the Kremlin in Moscow, Russia, Tuesday, Feb. 1, 2022. Putin says the U.S. and its allies have ignored Russias top security demands. In his first comments on the standoff with the West over Ukraine in more than a month, Putin said Tuesday that the Kremlin is still studying the U.S. and NATOs response to the Russian security demands received last week. (Yuri Kochetkov/Pool Photo via AP)
Presiden Rusia Vladimir Putin/Foto: Yuri Kochetkov/Pool Photo via AP

Lebih lanjut, saat ini hanya sekitar 16% dari devisa Rusia sekarang yang benar-benar disimpan dalam dolar AS, turun dari 40% lima tahun lalu. Malah saat ini sekitar 13% berbentuk renminbi China, naik pesat dari beberapa tahun lalu. Semua ini dirancang untuk melindungi Rusia sebanyak mungkin dari sanksi yang dipimpin AS.

Di sisi lain, ada juga perubahan lain dalam struktur ekonomi Rusia. Seiring waktu, mereka telah mengurangi ketergantungannya pada pinjaman dan investasi asing. Pemerintah juga telah secara aktif mencari peluang perdagangan baru, China adalah bagian besar dari strategi itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apa yang dilakukan Rusia, pada dasarnya sedang membangun hampir sebuah sistem keuangan alternatif sehingga dapat menahan beberapa guncangan sanksi yang mungkin dijatuhkan oleh Barat," kata Dr Rebecca Harding, kepala eksekutif Coriolis Technologies.

Ini tentu bisa menjadi perjudian yang cukup berbahaya bagi Rusia. Sanksi terhadap bank-bank besar Rusia, khususnya bank-bank pemerintah tetap akan menimbulkan kerugian.

ADVERTISEMENT

Tetapi, Putin mungkin juga akan menghitung AS, Inggris, dan Uni Eropa memiliki kepentingan strategis yang sedikit berbeda untuk dipertimbangkan. Maka sanksi-sanksi mungkin tidak akan bertambah besar dampaknya.

Masalahnya, akan lebih sulit bagi beberapa negara untuk menjatuhkan sanksi pada industri minyak dan gas Rusia. Uni Eropa, misalnya, mendapat 40% pasokan gas alamnya dari Rusia dan Inggris mendapat sekitar 3%.


(hal/ara)

Hide Ads