Fakta Chernobyl, Pembangkit Listrik Nuklir yang Dikuasai Rusia

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Jumat, 25 Feb 2022 18:05 WIB
Chernobyl/Foto: AP/Efrem Lukatsky
Jakarta -

Chernobyl, bekas pembangkit listrik bertenaga nuklir dikabarkan telah dikuasai pasukan militer Rusia. Bahkan dikatakan bahwa pasukan Rusia menyandera staf di fasilitas Chernobyl.

Informasi ini disampaikan Penasihat komandan tertinggi Angkatan Darat Ukraina, Alyona Shevtsova. Dia menyebut kondisi fasilitas penyimpanan limbah nuklir yang ada di kompleks Chernobyl saat ini tidak diketahui. Lebih lanjut, Shevtsova memperingatkan mustahil untuk mengatakan Chernobyl aman usai serangan Rusia.

Merujuk pada sejarah, diketahui dalam bencana nuklir tahun 1986 silam, lebih dari 30 orang tewas setelah ledakan yang mengguncang salah satu reaktor nuklir di Chernobyl. Bertahun-tahun setelah bencana nuklir itu, banyak orang meninggal akibat gejala radiasi.

Banyak korban tewas kota-kota di sekitar Chernobyl karena terpapar radiasi dan akhirnya ditinggalkan begitu saja oleh penduduknya. Karena itulah reaktor nuklir Chernobyl menjadi rekam jejak dari tragedi reaktor nuklir terburuk di dunia, namun hanya butuh waktu satu hari bagi Rusia untuk menaklukkan pengambilalihan.

Lantas mengapa Rusia ingin menduduki Chernobyl?

Melansir dari ABC News, Jumat (25/2/2022), pihak Moskow belum membuat komentar resmi tentang langkahnya dalam menguasai bekas situs pembangkit listrik tersebut.

Namun, sumber keamanan Rusia mengatakan kepada Reuters, bahwa Rusia ingin mengendalikan reaktor nuklir Chernobyl untuk memberi sinyal kepada NATO agar tidak ikut campur secara militer. Pasukan Rusia juga berkumpul di zona Chernobyl di Belarus sebelum menyeberang ke Ukraina.

Di sisi lain, John Blaxland, seorang profesor studi keamanan dan intelijen internasional di Pusat Studi Strategis dan Pertahanan ANU, mengatakan Chernobyl kemungkinan diambil karena lokasinya yang strategis dengan ibu kota Ukraina, Kyiv.

"Jika Anda turun dari utara, dari Belarusia, tetapi sebagian besar hanya dari sudut Rusia, perbatasan antara Belarus, Rusia dan Ukraina, Anda melewati Chernobyl. Kyiv adalah target yang akan muncul dan itu penting.... Ini adalah batu loncatan menuju Kiev," Jelasnya lagi.

Menanggapi pendapat tersebut, seorang analis senior di Australian Strategic Policy Institute, Malcolm Davis, setuju bahwa itu adalah alasan yang paling mungkin. Menurutnya, tidak masuk akal bagi Rusia untuk memanfaatkan Chernobyl untuk mengancam ketika Moskow sudah memiliki senjata nuklir.

Sebab, menurutnya, tak masuk akal jika Rusia memiliki rencana untuk meledakkan reaktor Chernobyl karena bisa memuntahkan radiasi ke seluruh Eropa, termasuk ke Rusia.

Karenanya, besar kemungkinan pasukan tentara Rusia mengamankan Chernobyl ini untuk dijadikan sebagai rute terpendek jika menempuh perjalanan dari Belarus ke ibu kota Ukraina, Kiev. Dengan demikian, kota ini menjadi lokasi strategis bagi Rusia untuk menginvasi Ukraina.




(fdl/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork